Alkoholik Perempuan Jadi Epidemi Global?

PinkKorset.com – Penyalahgunaan konsumsi alkohol terus meningkat. Di sejumlah negara, meningkatnya alkoholik perempuan jadi pemicunya.

Para pengamat memperhatikan, semakin kaya sebuah negara, makin sedikit jumlah orang yang tak minum alkohol. Juga berarti, kian sempit jurang pemisah antara konsumsi alkohol perempuan dan laki-laki.

“Kita sedang menyaksikan epidemi global alkoholik perempuan,” kata periset alkohol dari University of North Dakota, Sharon Wilsnack.

Pada 2011, Katherine Keyes yang kini asisten dosen di Colomba University pernah meriset 31 kelahiran internasional terkait tingkat konsumsi alkohol. Kesimpulannya, mereka yang lahir setelah Perang Dunia II gampang kecanduan.

“Mereka yang lahir pada 1978 dan 1983 adalah yang paling kuat minum. Di kelompok usia itu, peminum perempuan meningkat dan laki-laki berkurang,” kata Keyes.

Salah satu pemicu peningkatan alkoholik perempuan adalah ‘feminisasi’ budaya minuman beralkohol. Perempuan diyakini juga membutuhkan ‘istirahat’, waktu untuk bersantai dari segalanya.

“(Alkoholik perempuan) rata-rata perempuan dengan status pekerjaan tinggi dan di lingkungan yang didominasi laki-laki. Terjadi peningkatan resiko penyalahgunaan alkohol di lingkungan itu,” lanjut Keyes.

Tentunya di akhir hari, perempuan sendiri yang memetik akibatnya. Sementara produsen minuman beralkohol bersorak di tengah peningkatan penyakit terkait alkohol seperti kanker hati.