Mati Ketawa Cara Arab [gamesgb]

Mati Ketawa Cara Arab

PinkKorset.com – Dalam kondisi tertekan dan mencekam, satir dan tertawa bisa menjadi tindakan untuk melawan rasa takut.  

Lihat saja Bassem Youssef. Dokter ahli bedah jantung kelahiran Mesir tersebut, kini menjadi satiris yang mengajak orang lain menertawakan apa saja, dari diri sendiri hingga kekuasaan.

Tindakan ini dilakukan, menyusul mencekamnya kondisi di Mesir. Kekerasan demi kekerasan, harga-harga yang terus melambung, serta kebencian yang disebarkan, membuat rakyat Negeri Piramida ini tak lagi yakin tentang arah perubahan.

Bassem memiliki acara satir berita TV bertajuk Al-Bernameg atau The Program, yang setiap episodenya disaksikan lebih dari 30 juta orang. Ia memecahkan rekor paling banyak dilihat di kanal YouTube, dengan jumlah penonton lebih dari 200 juta penonton.

Kehadirannya yang fenomenal bahkan membuatnya menjadi superstar Global Media Forum yang diselenggarakan Deutsche Welle. Demikian dilansir dari DW.

Sikapnya ini membuat Bassem sempat dipandang sebagai ancaman, saat kelompok Ikhwanul Muslimin berkuasa.

Ia sempat digugat dengan tuduhan menghina presiden Mohamed Mursi dan Islam. Saat diperiksa, Bassem sempat-sempatnya mengirim tweet menjelaskan kepada para followernya bahwa dia ditangkap karena polisi dan jaksa ingin berfoto bersama dirinya.

Bassem Youssef disebut sebagai Jon Stewart versi Arab. Pada suatu ketika, ia diundang sebagai tamu acara satir terkenal Amerika itu dan ditanya pandangannya tentang Ikhwanul Muslimin. Sambil merenung ke arah host ia berkata ”Mereka insecure… (masih) terperangkap di usia remaja. Mereka masih berjerawat dan sibuk dengan…saya tidak tahu…tubuh mereka yang berbulu…”

Pada sebuah episode lainnya, ia mengatakan ingin membahas pernyataan presiden. Pada layar lalu muncul foto Mohammed Badei, yang langsung diralat dengan panik oleh Bassem “Bukan, bukan dia, sialan… bukan dia.” Dengan cara jenaka, Bassem ingin menyindir bahwa “presiden Mesir sesungguhnya” adalah penasihat spiritual Ikhwanul Muslimin tersebut bukan Mohamed Mursi.

 

Tertawa dan rasa takut

Bassem Youssef bisa menertawai siapa saja, termasuk mereka yang menggunakan agama untuk menakut-nakuti orang lain.

Pilihannya untuk melawan kelompok Islamis Mesir lewat lelucon, mengingatkan pada “In The Name of the Rose”.

Ada sebuah dialog, dimana William of Baskerville — tokoh utama magnum opus Umberto Eco itu — bertanya kepada Jorge de Burgos, pastor fanatik yang membunuh para biarawan yang membaca kitab humor: “Apa yang menakutkan dari tertawa?“

Burgos, sang bigot menjawab: “Tertawa membunuh rasa takut. Tanpa rasa takut tidak ada Iman. Kalau manusia tidak lagi takut… mereka tidak lagi butuh Tuhan“.

Hubungan tertawa dengan rasa takut itulah yang menjadi tema utama Bassem ketika berbicara di Bonn.

Menurutnya, rasa takut adalah senjata untuk mengintimidasi orang lain. Rasa takut membuat orang menjauh dari rasionalitas. “Satir dan komedi adalah antidote melawan rasa takut. Ketika tertawa, Anda tak akan lagi merasa takut.”

Lelucon menertawakan dunia yang retak, sementara kaum fanatik ingin menegakkan kesempurnaan. Itulah yang menjelaskan kenapa kelompok Islamis di Mesir membenci Bassem yang suka cengar cengir di depan kamera dengan tatapan nakal mengejek.

Meski, Bassem berterimakasih kepada mereka, para pendukung Ikhwanul Muslimin dan kaum Salafi, yang ia sebut ikut berpartisipasi menaikkan rating acaranya.

Setelah rezim Islamis tumbang, musuh Bassem bukan berarti hilang. Kini rezim militer yang berkuasa juga melihat ia sebagai ancaman. Acaranya satirnya di televisi dilarang.

Tapi, Bassem tidak takut. Ia berjanji akan terus menularkan keberanian kepada banyak orang untuk menertawakan kekuasaan yang absolut. Tak hanya di Mesir, tapi juga dunia Arab yang sedang bergelut dengan kebebasan.

Bassem Youssef lewat humor-humornya, mengingatkan pada buku terkenal era perang dingin “Mati Ketawa Cara Rusia” yang berisi banyolan yang mengolok-olok rezim Komunis. Dengan cara yang sama, kini Bassem mengajak Anda mati tertawa cara Arab.

Belum Ada Berita Terkait