Dia Selingkuh? Mungkin, Anda yang Salah [google]

Dia Selingkuh? Mungkin, Anda yang Salah

PinkKorset.com – Saat dia selingkuh, bukan berarti semua salahnya. Mungkin, Anda juga ikut berperan jadi pemicunya.

Menghadapi pasangan selingkuh bukan perkara mudah. Memang, sebagian besar kesalahan berada di pundak mereka yang berselingkuh. Tapi bukan berarti sepenuhnya salah mereka.

Kadang, perempuan melakukan beberapa hal yang membuat lelaki tak setia. Berikut beberapa kesalahan yang umum.

Jadi ‘Detektif’

Ini salah satu kesalahan umum terbesar yang dilakukan perempuan: menyelidiki segala sesuatu yang mereka lihat dan dengar. Curiga sih boleh-boleh saja, kadang Anda berharap salah sangka. Ada pula kalanya Anda menuding pasangan melakukan hal-hal yang tak mereka lakukan. Yang bisa Anda lakukan adalah mengumpulkan semua fakta sebelum menuduh yang tidak–tidak. Ingat, fakta!

Cari Kambing Hitam

Anda boleh saja merasa marah. Tapi jangan buru-buru menyalahkan orang lain. Pasangan Anda ikut memutuskan untuk berselingkuh dan tak ada yang memaksanya. Ini pilihannya. Tapi coba telusuri dulu, apa kira-kira yang menjadi pemicunya.

Mengubah Diri Demi Dia

Setiap hubungan membutuhkan kerja keras dari dua orang yang berada di dalamnya. Tak ada salahnya memperbaiki beberapa hal yang Anda anggap kurang. Namun begitu, jangan melakukannya hanya karena Anda ingin tetap bersamanya atau agar dia tak selingkuh. Jika dia selingkuh, bukan berarti itu cerminan harga diri Anda. Ini indikasi bahwa dia tak bisa bertanggung jawab terhadap komitmennya.

Membuat Pengecualian yang Konyol

Saat dia selingkuh, perempuan cenderung memaafkan dan meyakinkan diri sendiri bahwa lelaki takkan melakukannya lagi. Bahwa ia terpaksa berselingkuh karena kondisi tertentu. Sebelum Anda menerima penjelasan ini, sebaiknya harus saling jujur dulu dan ia benar-benar menyesalinya. Biarkan ia membuktikan cinta itu masih ada meski Anda jadi lebih berhati-hati.

Punya Anak

Anda berharap memiliki anak akan membuatnya setia? Ini keputusan salah. Jangan pernah menggunakan anak untuk membuatnya setia. Keputusan memiliki anak diambil saat kalian berdua sudah siap, jangan egois. Pikirkan masa depan si anak. Cinta terhadap si anak mungkin ada di hatinya, tapi bukan berarti ia otomatis juga akan mencintai Anda.