30% Laki-laki Ternyata Kerap Memalsukan Orgasme [timeout]

30% Laki-laki Ternyata Kerap Memalsukan Orgasme

PinkKorset.com – Perempuan selama ini dituding gemar memalsukan orgasme mereka demi menyenangkan pasangan. Padahal, kaum adam pun kerap melakukan hal serupa.

Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Time Out menunjukkan bahwa lebih dari 30% laki-laki di New York yang disurvei mengaku pernah berpura-pura orgasme.

Survei terpisah dari University of Kansas, menguatkan temuan ini.  Kebanyakan laki-laki mengaku berpura-pura karena pasangannya sudah mendekati orgasme, sehingga mereka merasa di bawah tekanan untuk klimaks.

Senada dengan studi yang dilakukan University of Waterloo di Ontario terhadap 84 pasangan asal  Kanada. Terapis Psychosexual Joanna Benfield mengatakan, studi tersebut menunjukkan bahwa satu dari empat laki-laki setidaknya pernah memalsukan orgasme dalam hidup mereka.

Alasannya tidak jauh berbeda dengan perempuan, yakni tidak ingin menyakiti perasaan pasangan, ingin menyelesaikan ‘aksi’ yang sudah dimulai, merasa capai, bosan, atau hanya tidak ingin bercinta.

Bagaimanapun, berpura-pura orgasme cukup mudah bagi laki-laki ketika ia memakai kondom. Mereka biasanya langsung membuang kondomnya ke tempat sampah, sebelum pasangannya mengetahui kebohongan tersebut.

Meski hal ini agak sulit bagi laki-laki yang tidak mengenakan kondom, “perempuan biasanya tidak terlalu memperhatikan barang bukti berupa sperma, apalagi ketika tubuh mereka sudah dibalur dengan pelumas cukup baik,”ujarnya.

Tahun lalu, Dr Abraham Morgentaler, profesor urologi menerbitkan sebuah buku yang berjudul ‘Why Men Fake It: The Totally Unexpected Truth About Men And Sex’, yang menggambarkan pengalaman panjangnya mengobati masalah seksual laki-laki.

Ia mengklaim beberapa laki-laki bisa merasa terdorong melakukan hubungan seksual, bahkan ketika mereka tidak ingin. Hal ini demi mengukuhkan kejantanannya.

Sementara perempuan bisa beralasan terlalu lelah untuk bercinta, atau sakit kepala, laki-laki tidak bisa bersikap yang sama. “Image bahwa laki-laki selalu siap untuk seks, membuat mereka merasa di bawah tekanan untuk melakukannya, bahkan ketika mereka tidak ingin. ”

Ia pun menuturkan, beberapa laki-laki lain hanya ingin berbaik hati.

“Hal yang mengejutkan bagi saya setelah mulai melakukan pekerjaan ini 25 tahun yang lalu adalah bahwa setelah seorang laki-laki berada dalam suatu hubungan, ia lebih peduli pada pasangannya ketimbang dirinya sendiri,” katanya.

“Dalam pikiran mereka, berpura-pura orgasme sebenarnya adalah bentuk kebaikan. Di satu sisi, mereka membiarkan orang lain tahu bahwa mereka telah melakukan hal yang baik ‘