Orangtua di Kanada ‘Ngebet’ Bayar Kuliah Anak Kampus di Toronto, Kanada [viceprovoststudents]

Orangtua di Kanada ‘Ngebet’ Bayar Kuliah Anak

PinkKorset.com, Toronto – Sebagian besar orangtua di Indonesia mungkin merasa senang jika tidak perlu membayar biaya kuliah anaknya. Berbeda dengan orangtua di Kanada.

Hampir separuh dari orangtua di Kanada berharap dapat membayar sebagian besar biaya kuliah anak-anak mereka.

Studi Bank of Montreal yang dirilis awal pekan ini menemukan bahwa 45% orangtua berharap dapat membayar 50% – 100% biaya kuliah anak-anak mereka kelak. Hal ini dengan mengabaikan adanya pinjaman mahasiswa, tabungan siswa dan beasiswa.

Orangtua berharap bisa membayar biaya kuliah, buku, perlengkapan sekolah dan biaya hidup. Demikian menurut survei yang dilakukan terhadap 1.000 orangtua dengan anak di bawah usia 18 tahun.

Selain itu, hampir 80% prihatin tentang meningkatnya biaya kuliah dan 66% telah membuka tabungan pendidikan (Registered Education Saving Plan/RESP) sebagai persiapan.

Di Ontario, provinsi termahal untuk biaya kuliah, setengah dari orangtua yang disurvei berharap dapat membayar setidaknya sebagian dari sekolah anak-anak mereka.

“Dengan banyak orangtua Kanada yang ingin membiayai sebagian besar kebutuhan kuliah anak mereka, tidaklah mengejutkan bahwa mayoritas prihatin soal biaya,” Robert Armstrong, Global Asset Management BMO.

“Biaya total saat ini untuk gelar sarjana dapat melebihi $ 80 ribu dan diperkirakan akan melampaui $140 ribu ketika anak-anak yang baru dilahirkan pada tahun ini, siap mendaftar.

Sepuluh persen orangtua yang disurvei yakin mereka dapat membayar seluruh biaya kuliah anak-anaknya. 21% berharap dapat membiayai 50-74%, sementara 14% mengatakan mereka harus membayar 75%- 99% biaya.

Alastair Woods, Canadian Federation of Students mengatakan tekanan ini merupakan indikasi bahwa dari isu keterjangkauan biaya kuliah akan selalu muncul dan berkembang.

“Bagi kami, hal itu menunjukkan fakta bahwa akses pendidikan bukan hanya masalah siswa, namun juga mempengaruhi orangtua mereka,” kata Woods, yang organisasinya telah lama meminta pemerintah untuk mengendalikan biaya pendidikan. “Kembali kepada pemerintah untuk menjadi lebih proaktif dalam menangani masalah ini.”