Teater 4D Kini Hadir di Museum Kelistrikan [PLN]

Teater 4D Kini Hadir di Museum Kelistrikan

PinkKorset.com, Jakarta – Museum Listrik dan Energi Baru di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) kini punya teater 4 dimensi (4D) lho. Seperti apa?

PT PLN (Persero) meluncurkan wahana teater 4D ini pada Selasa, 24 Februari 2015, sebagai sarana informasi dan edukasi kepada masyarakat agar lebih bijak dalam memakai listrik.

Kepala Divisi Umum PLN Pusat, Deni Irawan mengatakan, melalui tayangan 4D, masyarakat diharapkan lebih mengenal dunia kelistrikan,”Selain mampu mengedukasi mereka untuk lebih bijaksana dalam menggunakan energi,” katanya dalam peresmian wahana teater 4D di Jakarta, Selasa (24/2/2015).

Pembangunan wahana berkapasitas 90 orang tersebut memakan waktu sekitar dua bulan dengan dana investasi Rp700 juta yang berasal dari PLN.

Museum ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB. Setiap pengunjung dikenakan biaya Rp 15.000 pada hari Senin, sedangkan Selasa hingga Jumat dikenakan biaya Rp 20.000, dan hari libur dikenakan Rp 25.000. Tersedia juga paket rombongan. Sedangkan jadwal pemutaran film hanya empat kali dalam satu hari, dimulai sejak pukul 10.00 WIB – 16.00 WIB.

Lalu, film apa yang ditayangkan?

Tersedia dua film yang berdurasi sekitar 10-15 menit, berjudul Green Man 1 dan Green Man 2.

Film tersebut menceritakan tentang pahlawan super bernama Borozman yang selalu memakai listrik secara berlebihan.  Padahal, pemakaian energi yang melebihi kebutuhan ini berdampak pada pemanasan global. Setelah mendapat edukasi, Borozman akhirnya sadar dan kemudian beralih menjadi Greenman.

Film 4D yang ditayangkan bukan karya PLN, melainkan dibeli dari animator. Langkah ini untuk menghemat biaya, mengingat pembuatan film saja bisa sampai Rp 2 miliar. Sementara satu paket film dengan wahana cukup mengeluarkan Rp 700 juta.

Efek 4D bisa dirasakan dengan kacamata khusus yang dikenakan penonton. Perangkat lain yang bisa mengeluarkan gelembung dan semprotan air juga menambah serunya wahana ini.

Kapusdiklat PLN, Okto Rinaldi menjanjikan varian film yang  lebih beragam ke depannya. Namun, topiknya tidak jauh dari masalah-masalah yang dihadapi BUMN listrik tersebut. “Nanti filmnya akan berbeda, kami cerita bagaimana problem PLN, seperti bagaimana membangun 35 ribu MW kalau lahannya tidak dibebaskan. Intinya cerita-cerita hambatan dari PLN,” ujarnya.