Bos Perempuan, Yuk Kontrol Emosi [thebusinesswoman]

Bos Perempuan, Yuk Kontrol Emosi

PinkKorset.com, Jakarta –  Setelah terjebak macet berkepanjangan, anak buah di kantor pun membuat ulah. Emosi? Nanti dulu.

Banyak yang mengatakan, perempuan lebih mudah tersulut emosi. Hal ini mungkin mengingat kodrat perempuan yang lebih menonjolkan perasaan (emosional) ketimbang laki-laki.

“Saya berspekulasi, berpandangan bahwa perempuan ketika emosi, bukan marah sesaat tetapi lebih mengarah ke dendam. Laki-laki bila marah hanya sesaat dan melupakannya,” ucap Mahendra Siregar, Chief Commisioner PT Semen Indonesia saat talkshow Listen, Learn dan Lead Dalam Dunia Digital di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Jumat (6/3/2015).

Sebagai bos, tidak mungkin Anda meluapkan kekesalan begitu saja. Anda harus tahu trik tepat untuk menyelesaikan masalah tanpa emosi.

Beberapa sosok perempuan yang berkarier pada level pemimpin memiliki trik khusus mengontrol emosi. Bagaimana caranya?

Eka Sari Lorena, Vice CEO Lorena Group mengatakan, kalau ia marah kepada orang lain, ia membiasakan untuk menunggu 20 kali hitungan agar kekesalan menurun.

”Saya menganalisa bagaimana di kemudian hari agar tidak emosi menghadapi mereka. Tapi saya juga menganalisa mengapa harus marah. Tetap tersenyum meskipun orang di sekitar kerap mencibir. Meski demikian, kita perlu orang-orang yang membangun kita,” katanya.

Lain lagi dengan gaya kontrol emosi perempuan yang menjabat di pemerintahan. Esti Andayani, Director General for Information anda Public Diplomacy of Foreign Ministry of Indonesia mengatakan, bila emosi, saya tarik napas panjang.

”Saya marah karena mereka tidak melakukan seperti seharusnya. Saya justru memanggil pihak lain/orang lain untuk dimintai pendapat mengenai masalah ini. Dengan berdiskusi, emosi akan menurun. Kemudian saya memanggil mereka tanpa memarahi melainkan mengarahkan,” ujar  menjelaskan cara mengontrol emosi.

Sisi emosional perempuan sebenarnya bisa menjadi kekuatan dalam memimpin. Sisi ini lebih mampu menyentuh orang lain. Namun emosional yang tak terarah justru menimbulkan kemarahan yang lebih banyak berdampak negatif.