Tempe Pak Joko Digemari di Sabah [konjenkotakinabalu]

Tempe Pak Joko Digemari di Sabah

PinkKorset.com – Tempe goreng tepung dengan cita rasanya yang unik telah membuat warga Sabah, Malaysia, jatuh cinta.

Mereka menjulukinya sebagai all the time fantastic food, makanan ajaib yang bisa dihidangkan buat sarapan, makan siang, makan malam atau untuk nyamikan kapan saja!

Tempe mulanya diproduksi di Sabah untuk dijual kepada WNI yang berdomisili di Sabah yang berjumlah lebih dari 400 ribu orang tetapi sekarang ternyata tempe digemari masyarakat setempat.

Ibu-ibu masyarakat Indonesia yang tinggal di Kota Kinabalu dan sekitarnya serta masyarakat setempat banyak yang berbelanja tempe kepada Pak Joko. Salah seorang diantaranya, Ibu Muhitoh.

“Tempe yang dibuat Pak Joko rasanya persis sama dengan Tempe di tanah air. Alhamdulillah, masyarakat Indonesia dan setempat tak kesulitan mendapat tempe. Jika tidak sempat ke pak Joko, kami ke di super market maupun di pasar tradisional”.

Joko Susanto, salah seorang pemilik perusahaan membuat tempe mengisahkan perjalanan hidupnya sebelum memproduksi tempe.

Begitu datang ke Sabah sebagai pekerja tukang cat pada tahun 1970-an, lelaki yang akrab disapa Pak Joko ini cukup heran ketika menemukan tempe dijual di pasar.

Ternyata orang-orang Indonesia telah berhasil memproduksi tempe mengingat bahan-bahannyapun berupa kedelai dan ragi terdapat di Sabah.

Setelah menikah pada 1990, Pak Joko beralih pekerjaan menjadi pedagang bakso. Baru pada 1992, Pak Joko bersama istrinya mulai memproduksi tempe dan tahu di rumahnya di kampong Lingkudau Keningau, 150 km di luar kota Kinabalu.

Dengan pegawai berjumlah lima orang, saat ini produksi tempenya menghabiskan kedelai 100 kg dan dipasarkan ke daerah Tenom, Sipitang dan Kota Kinabalu. Usaha ini membuat Pak Joko membiayai anak-anaknya sekolah sampai ke perguruan tinggi.

Konsul Jenderal RI di Kota Kinabalu, Akhmad DH. Irfan mengatakan, ia telah mengetahui warga setempat maupun warga asing yang berdomisili di Sabah banyak yang mulanya belum pernah mencicipi tempe tapi kemudian kecanduan tempe.

“Masa depan tempe di sabah dapat diperkirakan semakin cerah. Apalagi produk vegetarian di Sabah semakin dihargai,” kata Irfan.

Semakin tingginya minat warga setempat dan asing untuk mencoba makan tempe sepatutnya dapat membuat Indonesia bangga karena salah satu ikon kulinernya semakin terkenal.

Tempe adalah sumbangan bangsa Indonesia kepada seni masak dunia. Jika Bung Karno dulu bilang bahwa bangsa Indonesia jangan mau disebut bangsa tempe, maksudnya adalah karena proses pembuatannya yang diinjak-injak kaki.

Namun sekarang kiranya tidak menjadi masalah jika disebut Indonesia adalah Bangsa Tempe maksudnya adalah bangsa yang pertamakali memperkenalkan tempe ke dunia.