Duh, Jumlah Perempuan Osteopenia CukupTinggi [tourdefit]

Duh, Jumlah Perempuan Osteopenia CukupTinggi

PinkKorset.com, Jakarta – Lebih dari 40% perempuan muda Indonesia memasuki tahap osteopenia, yang berarti tingginya risiko osteoporosis.

Osteoporosis tidak hanya menghantui perempuan lanjut usia maupun yang sudah mengalami menopause. Perempuan muda pun sudah mendapat lampu kuning dengan terungkapnya osteopenia.

Osteopenia bukan penyakit, melainkan status rentan osteoporosis akibat puncak massa tulang (kepadatan tulang) tidak maksimal.

Kepadatan tulang atau bone mineral density (BMD) dapat diukur dengan DEXA test. Bila BMD  lebih rendah ketimbang BMD puncak normal dapat dikatakan osteopenia maupun osteoporosis.

Klaim ini tergantung jumlah T-score. Nilai T-score diatas -1,0 berarti kepadatan tulang normal.

Sementara nilai T-score antara -2,5 dan -1,0 menunjukkan massa tulang rendah (osteopenia). Sedangkan nilai di bawah -2,5 mengindikasikan osteoporosis.

Sekretaris Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi), dr. Andi Kurniawan, SpKO mengatakan, lebih dari 40% perempuan muda Indonesia (25-40 tahun) terdeteksi osteopenia.

“Bila sudah osteopenia, risiko osteoporosis semakin besar,” katanya saat peluncuran Anlene #MoveNow di Jakarta, Minggu (6/12/2015).

perempuan,-obat

Lebih lanjut, dr. Andi menambahkan, osteopenia terjadi pada perempuan muda akibat beberapa faktor. Seperti kurang aktivitas fisik, nutrisi dan hormonal.

Dr. Andi selaku CEO Sport Medicine Specialist menjelaskan, perempuan muda yang memiliki tulang sehat berarti meringankan beban BPJS, menjauhkan penyakit degeneratif sekaligus menjadi teladan bagi anak-anaknya agar hidup lebih aktif dan sehat.

Menurutnya, pertumbuhan dan pemadatan tulang ada periodenya. Usia 0-19 tahun tahap tulang memanjang serta meninggikan tubuh. Lalu, usia 19-35 tahun pertumbuhan tulang berhenti dan saatnya kepadatan mineral tulang terjadi.

“Oleh karena itu, penting menjaga tulang sejak muda dengan memenuhi kalsium dan berolahraga,” katanya.