Keunikan Batik Papua Barat

PinkKorset.com, Jakarta – Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri untuk motif batiknya. Bagaimana dengan batik Papua Barat?

Menurut Hananto Tedjobaskoro, Pengrajin Batik dan pemilik usaha Citra Batik Jayapura, tiap kabupaten di Papua Barat memiliki motif batik yang berbeda.

“Kalau motif batik Jayapura berupa tameng dan ikan, Wamena bermotif rumah adat papua (honai), burung cendrawasih, kapak dan koteka dan Asmat punya motif patung-patung dan ukiran,” kata Hananto kepada PinkKorset.com di Jakarta beberapa waktu lalu.

Menurutnya, motif etnik dan warna-warna kontras adalah ciri khas batik Papua Barat. Masyarakat Papua kurang menyukai warna batik yang umum seperti cokelat. “Warna batik biasa enggak laku disana padahal kualitasnya bagus,” ungkap laki-laki asal Pekalongan, Jawa Tengah ini.

batik-papua2

Papua kini memang tak hanya dikenal dengan koteka, noken (tas tradisional dari bahan kulit kayu atau anggrek), atau patung kayu. Namun juga dikenal dengan batiknya, biasa disebut Batik Papua.

Batik Papua bermula saat Pemerintah Indonesia mendapatkan bantuan dari The United Nations Development Programme (UNDP), untuk pemberdayaan kebudayaan di daerah Indonesia bagian Timur pada tahun 1985. Untuk melatih masyarakat Papua, pemerintah setempat mendatangkan langsung pelatih batik dari Jawa, khususnya Yogyakarta.

Batik Papua sebenarnya hampir sama dengan berbagai jenis batik lainnya di Nusantara. Jika motif batik Solo dan Jogja dibuat simetris, di Papua malah kebalikannya. Kombinasi warna cerah dipadu dengan motif etnik Papua yang kerap asimetris membuat batik Papua terlihat eksotis.

Sebagian besar motif Batik Papua menampilkan unsur alam dan budaya daerah Papua. Untuk motif hewannya yang terkenal adalah burung cenderawasih, cicak, kadal dan buaya.

Inspirasi lainnya berasal dari patung tradisional, seperti motif kamoro yaitu simbol patung berdiri, motif asmat yaitu simbol patung-patung kayu suku Asmat (memiliki warna coklat kolaborasi warna tanah terakota), motif Sentani dengan ciri gambar alur batang  kayu yang melingkar-lingkar dengan jenis warna hanya satu atau dua warna.

batik-papua1

 

Pembuatan batik ini banyak terinspirasi dari peninggalan-peninggalan arkeologi yang tersebar di daerah Papua. Salah satunya, adalah dari lukisan-lukisan dinding gua yang ada di area kabupaten Biak dan Jayapura.

Ada juga motif yang diambil dari kekayaan budaya Papua lainnya, seperti alat musik Tifa (alat musik semacam gendang). Selain motif yang  divariasi dengan sentuhan garis-garis emas yang dikenal dengan istilah batik prada.

Jika di Jawa, batik lebih banyak menggunakan corak tumbuhan, daun, bunga, sulur-sulur, dan gambar burung. Batik Papua tidak ada unsur tanaman. Mereka lebih menonjolkan kecantikan burung Cendrawasih dan alat musik Tifa.

Papua juga memiliki sentra batiknya sendiri yaitu Jayapura, yang merupakan ibukota Propinsi Papua Barat. Biasanya pekerjaan membatik di Papua juga dibagi-bagi. Untuk perempuan mengerjakan batik tulis sedangkan laki-laki membuat batik cap. Bahan yang biasa digunakan untuk pembuatan Batik Papua adalah katun dan sutra.