Kiat Sukses Menjadi Operator Travel (1) [otrams]

Kiat Sukses Menjadi Operator Travel (1)

PinkKorset.com, Jakarta – Tertarik terjun ke bisnis pariwisata yang terus menggeliat di Tanah Air? Ini dia sembilan langkah menjadi pengusaha sukses di bidang perjalanan pariwisata.

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang terus berkembang di Indonesia. Selain wisatawan mancanegara, masyarakat kita juga membutuhkan liburan ke beberapa tujuan wisata untuk melepas penat.

Peluang bagi pengusaha penyedia jasa perjalanan wisata atau travel operator, masih terbuka lebar. Untuk mengetahui celah sukses di bidang ini, Ardantya Syahreza yang seorang trainer dari DreamLab, menyampaikan materi training 9 Block Model Business.

1. Value Proposition

Langkah pertama ini menekankan nilai lebih suatu produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.

“Anda harus memiliki kelebihan atau keunggulan dibandingkan pesaing,” kata Ardantya dalam acara Bebas Berbagi FWD Life di Jakarta. Lalu, bagaimana mendefinisikan keunggulan produk/jasa Anda?

Pastikan produk/jasa tersebut tergolong baru dan belum pernah ditawarkan operator lain. Melalui produk Anda, konsumen merasa kinerjanya lebih efisien dan efektif, setiap produk terdapat pilihan untuk setiap segmen yang memiliki kebutuhan beragam.

Kemas produk dengan desain artistik, labeli dengan merek high class untuk member status sosial konsumen, tawarkan harga bersaing sesuai segmen konsumen. Produk tersebut harus dapat membantu efisiensi biaya dan mempermudah akses konsumen.

2. Customer Segments

Kategori ini menggolongkan segmen konsumen sesuai dengan proporsi bisnis. “Anda harus bisa spesifik menentukan segmen pasar agar mudah menawarkan produk/jasa,” katanya.

Segmen konsumen ini bermacam-macam, antara lain mass market, niche market, segmented, diversified dan multi-sided platform.

3. Customer Relationship

Menjalin hubungan baik kepada konsumen menjadi cara berkomunikasi dengan segmen konsumen. Ada beberapa kategori. Diantaranya transactional (beli putus), long-term, personal assistance, juga self service.

Kemudian automated service (pelanggan tak perlu ke toko), community dan co-creation (mengajak pelanggan menciptakan bisnis). Konsumen kini bisa dijangkau via media sosial, e-Newsletter, workshop dan seminar.

“Kuncinya melihat dari sisi konsumen,” katanya lagi. [Bersambung]