Sisa Asap Rokok Ternyata Sangat Berbahaya [DM]

Sisa Asap Rokok Ternyata Sangat Berbahaya

PinkKorset.com, Jakarta – Residu asap rokok bersifat karsinogen dan merusak DNA. Bayi rentan terkena bila kontak dengan barang yang terpapar asap rokok.

Bahaya rokok tidak terbatas hanya pada perokok aktif dan pasif. Lebih buruknya lagi, asap rokok yang mencemari udara dan melekat pada benda juga berbahaya. Residu nikotin dan kimia dari asap rokok ini disebut asap ketiga.

Dalam studi yang dipimpin para peneliti Lawrence Berkeley National Laboratory, Amerika Serikat (AS) menemukan pertama kalinya, residu asap ketiga menempel kuat walaupun sudah dibersihkan dan menyebabkan kerusakan genetik manusia.

Penelitian Berkeley Lab (2010) menemukan, sisa nikotin dapat bereaksi dengan ozon dan asam nitrogen. Keduanya menjadi polutan di dalam ruangan membentuk senyawa berbahaya.

Nikotin dalam asap ketiga bereksi dengan asam nitrit membentuk nitrosamine, karsinogen tembakau seperti NNA, NNK dan NNN.

Ilmuwan Berkeley Lab dan salah satu penulis riset, Lara Gundel mengatakan, asap ketiga adalah mutagenik. “Nitrosamines dalam tembakau dan beberapa senyawa kimia terkandung dalam asap adalah karsinogen paling kuat,” katanya.

Belum lagi, nikotin yang bereaksi dengan ozon akan membentuk partikel super kecil (ultrafine). Saking kecilnya, partikel berbahaya ini mudah melewati jaringan manusia dengan menghirup, menelan atau kontak kulit.

Celakanya, residu asap ketiga ketiga sulit dibersihkan!

Peneliti mendapatkan, residu masih terdeteksi pada debu dan permukaan benda di apartemen yang telah ditinggalkan dua bulan oleh perokok.  Residu dapat menempel di komputer, sofa, tirai, wallpaper, karpet dan sebagainya.

Membersihkan dengan menyedot debu, mengelap dan mencuci belum terbukti efektif menurunkan kontaminasi nikotin. Solusi terbaik adalah mengganti bahan maupun barang, seperti membeli karpet baru, mengecat ulang atau mengganti wallpaper.

Para peneliti meneliti potensi bahaya asap ketiga dari waktu ke waktu. Mereka membuat sampel akut dan kronis dengan media kertas.

Sampel akut terkena paparan asap rokok selama 20 menit dan sampel kronis mendapat paparan asap ketiga selama 258 jam selama 196 hari. Selama pengujian, ruangan mendapat pertukaran udara 35 jam.

Para peneliti menemukan lebih dari setengah senyawa berbahaya lebih tinggi pada sampel kronis. Hasil ini juga menguak kerusakan DNA dari sampel kronis.

“Efek kumulatif asap ketiga cukup signifikan. Temuan ini menunjukan benda-benda yang terpapar asap lebih lama semakin beracun,” kata Gundel.