Apakah Anda Fesyen Zombie? [Zara is addicted to hazardous chemicals - Greenpeace Campaign]

Apakah Anda Fesyen Zombie?

PinkKorset.com, Jakarta – Dengan seabrek istilah yang disandingkan untuk pecinta fesyen, ternyata ada yang disebut fesyen zombie.

Gaya di panggung catwalk kini telah pindah ke jalanan. Sistem fesyen yang hirarki telah berubah menjadi demokratis, yang berarti fesyen yang tadinya hanya diperagakan oleh model, menjadi lumrah digunakan masyarakat kebanyakan.

Perjalanan sebuah produk fesyen sebelum sampai ke tangan pembeli, tentunya sangat panjang.

Namun, para pelanggan biasanya hanya memerhatikan harga dan label sebuah produk fesyen. Mereka jarang mempertanyakan asal muasal material ataupun upah buruh pengrajin pakaian yang mereka gunakan.

“Jadilah kita fesyen zombie,” tutur pengamat dan penulis fesyen, Sadikin Gani dalam ethical fashion talk dan media gathering di Jakarta, baru-baru ini.

Istilah tersebut ditujukan pada pecinta fesyen yang tidak pernah mempertanyakan asal-usul pakaiannya atau pada pelaku industri yang tidak pernah memikirkan penopang kelangsungan bisnis fesyen miliknya.

Tidak dipungkiri, pembeli menginginkan harga murah dengan kualitas terbaik. Sementara para pelaku industri mengharapkan keuntungan yang sebesar-besarnya.

Inilah yang mendorong para merek besar mencari buruh dengan upah rendah.

Fashion Revolution, gerakan peduli ethical fashion, merilis hasil riset berjudul Behind the Barcode (2015) mengungkapkan bahwa 91% perusahaan fesyen tidak tahu pertanian yang menghasilkan katun yang mereka pakai.

Sebanyak 75% tidak tahu sumber bahan pakaian mereka, 85% perusahaan tidak membayar pekerjanya dengan layak, dan 48% tidak mencari tahu di mana pakaian mereka dibuat.

Tragedi runtuhnya Rana Plaza, gedung sentra garmen di Dhaka, Bangladesh pada 2013 yang menewaskan 1.133 buruh dan melukai lebih dari 2.500 orang, seakan menyadarkan dunia akan isu etika fesyen. Selain mengungkap buruknya pengawasan pengoperasian pabrik garmen dan masalah keselamatan kerja.

Menurut data The Asia Foundation, Bangladesh merupakan eksportir garmen terbesar kedua setelah Tiongkok yang mampu menyerap sekitar 3,6 juta pekerja dari total populasi lebih dari 150 juta.

Pabrik garmen tersebut mensuplai produksi untuk puluhan merek global yang Anda gandrungi, seperti Zara, Mango dan H&M.

Bila Anda masih tidak peduli dengan ‘perjalanan’ sepotong busana yang Anda kenakan, berarti Anda bisa disebut sebagai fesyen zombie.