Bangun Etika Fesyen Lewat IEF [RRI]

Bangun Etika Fesyen Lewat IEF

PinkKorset.com, Jakarta – Sisi kelam industri fesyen yang mulai jadi perhatian dunia, mendorong pengamat dan pelaku bisnis Indonesia untuk melakukan hal serupa.

Industri fesyen yang dianggap semakin tak beretika menimbulkan berbagai masalah. Seperti upah buruh garmen yang rendah, kerusakan lingkungan dan limbah pakaian serta gaya hidup konsumtif.

Melalui konsep Ethical Fashion, upaya mengambil peran aktif dalam pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan serta mengurangi dan menangkal masalah lingkungan.

“Pertama harus perbaiki bisnis plan para pelaku mode,” tutur National Chairman of Indonesian Fashion Chamber (IFC) Ali Charisa dalam ethical fashion talk dan media gathering di Jakarta, Selasa (30/8/2016).

Menurut Ali, hal tersebut harus diperbaiki untuk memperbaiki gaya pakaian manusia agar beretika. Komunikasi dengan konsumen supaya mengerti konsekuensi dibalik harga produk.

IFC dan Traya Indonesia menggagas International Ethical Fesyen (IEF) yang akan digelar pada 17–20 November 2016 di Jakarta Convention Center (JCC).

Event ini diharapkan dapat mempengaruhi industri dan pelaku bisnis fesyen untuk meninjau ulang bisnisnya. Sehingga mampu mendukung semua orang, gaya hidup baru yang global, mengangkat label lokal, menghasilkan pekerja fesyen berkualitas dan memunculkan pasar baru.

IEF akan menghadirkan 16 fashion show yang memperlihatkan keragaman ready-to-wear yang berbasis konsep lokal, sustainable, dan beretika hasil karya perancang dan merek lokal dari berbagai style.

Mulai urban contemporery, smart casual, evening wear, hingga moslem wear. Termasuk pula tekstil, aksesori, dan pendukung industri mode lainnya.

IEF akan menggelar pameran dagang dengan menghadirkan lebih dari 250 merek yang mempertemukan para kreator fesyen di negeri ini dengan konsumen dan pembeli potensial dari berbagai negara.

Serta ditunjang program Fashion Talk dan Seminar yang bertujuan mengedukasi dan mengenalkan tentang etika fesyen ke khalayak lebih luas.