Batuk Tidak Biasa, Hati-hati Tuberkulosis [trendydamsels]

Batuk Tidak Biasa, Hati-hati Tuberkulosis

PinkKorset.com, Jakarta – Penyakit tuberkulosis (TB) ditandai dengan batuk yang khas dan disertai enam gejala lain.

Batuk menjadi bentuk pertahanan tubuh ketika saluran pernapasan mengalami gangguan dari luar tubuh. Batuk bertujuan menyingkirkan lendir maupun bahan penyebab iritasi seperti debu, asap dan asam lambung (GERD).

Namun, ada kalanya batuk sebagai tanda awal terinfeksi tuberkulosis (TB). Anda patut curiga terkena penyakit infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis ini bila batuk disertai dahak terus-menerus selama dua pekan atau lebih.

Mycobacterium tuberculosis mudah berpindah dari satu orang ke orang lain melalui percikan dari batuk maupun bersin. Bakteri ini mudah masuk ke dalam tubuh melewati sistem pernapasan dan kulit yang terluka.

Masa inkubasi TB berkisar 4-6 pekan disertai beberapa gejala selain batuk berdahak. Enam gejala lainnya yakni demam tidak terlalu tinggi, batuk berdahak bercampur darah, nyeri dada, berkeringat tanpa sebab saat tidur pada malam hari, nafsu makan menurun dan berat badan merosot.

Ada dua tipe pasien TB, yakni pasien TB tanpa disertai gejala atau bakteri tidak aktif (TB laten) dan pasien dengan bakteri Mycobacterium tuberculosis aktif dengan gejala dan dapat menularkan TB ke orang lain (TB aktif).

Diagnosa TB dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik (pembengkakan kelenjar getah bening), tes kulit, tes darah, tes dahak dan x-ray dada.

Paru-paru adalah organ utama yang diserang bakteri penyebab TB. Namun, dalam jangka panjang tanpa pengobatan tuntas, bakteri ini juga menginfeksi tulang, otak, hati, ginjal dan jantung.

TB dapat disembuhkan dengan pengobatan total. Antibiotik adalah dasar pengobatan TB, diantaranya Isoniazid, Rifampisin (Rifadin, Rimactane) Etambutol (Myambutol) dan Pirazinamid.

Anda tidak perlu khawatir dengan efek samping pengobatan. Sebagian pasien TB mengalami efek samping obat yang ditandai dengan hilang nafsu makan, mual, sakit perut, nyeri sendi, kesemutan hingga rasa terbakar di kaki serta warna urin kemerahan.

Pengobatan TB di Indonesia dapat diperoleh gratis di puskesmas, rumah sakit maupun klinik dengan syarat terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (BPJS Kesehatan).

Konsumsi obat TB berlangsung lama dan terus menerus selama 6 – 8 bulan. Pengobatan yang tidak tuntas menyebabkan bakteri kebal obat atau multi drug resistent (TB MDR). Alhasil pengobatan TB lebih sulit dan mahal.