Indahnya Motif dan Filosofi Batik [travelfoodfashion]

Indahnya Motif dan Filosofi Batik

PinkKorset, Jakarta – Di balik indahnya motif batik tersembunyi pula makna yang mendalam.

Pada dasarnya rangkaian pola sederhana hingga rumit pada selembar kain batik tersusun atas motif geometris (segiempat, segiempat panjang, garis miring dan lingkaran) dan motif non-geometris.

Motif geometris sangat terlihat jelas pada batik bermotif banji, Ceplok, Ganggang, Kawung, Parang dan Udan Liris. Sementara motif non-geometris meliputi batik corak Semen, Buketan dan Terang Bulan.

Bila diamati lebih dalam, motif batik dibentuk atas ornamen batik dan isen motif batik. Ornamen batik umumnya berupa gambar Sawat atau Lar (lambang mahkota atau penguasa tertinggi), Meru (lambang gunung atau tanah), Lidah Api atau Modang (lambang nyala api), Ular maupun Naga (lambang air) dan Burung (lambang angin).

Kemudian isen motif batik berfungsi untuk mengisi ornamen-ornamen dari motid maupun pengisi bidang antara ornamen-ornamen tersebut. Isen motif batik berupa titik-titik, garis-garis, gabungan titik dan garis. Contohnya di anataranya adalah Cecek, Cecek Pitu, Sisik Melik, Cecek Sawut, Cecek Sawu Daun, Sisik Gringsing, Galaran, Rambutan, Sirapan dan Cacah Gori.

Ternyata di balik indahnya motif batik yang terangkai ini membentuk simbol yang mengandung nilai filosofi berupa pesan dan harapan ketika memakainya. Misalnya saja pada 13 motif batik berikut ini.

Larangan

Batik motif ini dibuat dan hanya boleh dipakai di lingkungan keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Peraturan ini tercantum pada Pranatan Dalem Jenenge Panganggo Keprabon Ing Karaton Nagari Ngajogjakarta (1927). Batik Larangan menandakan status atau kelas sosial di kerajaan. Saat ini masih digunakan saat upacara, pertunjukan tari dan wayang di lingkungan keraton.

Parang

Parang berasal dari kata pereng (lereng atau tebing). Batik ini berupa motif garis diagonal membentuk huruf S yang saling terkait. Gambar yang saling menyambung ini bermakna kesiambungan. Gambar ini juga terinspirasi bentuk ombak laut yang melambangkan semangat tak pernah padam.

Batik Parang dibuat oleh pendiri Keraton Mataram dan dahulu hanya boleh dipakai raja dan keturunannya. Ada beberapa motif Parang seperti Parang Kusumo, Parang Rusak, Parang Rusak Barong, Parang Tuding, Parang Curigo, Parang Klitik dan Parang Centung.

Slobog

Slobog berarti agak besar atau longgar. Batik ini dipakai ketika melayat dengan harapan agar arwah tidak mendapat halangan.

Sidomukti

Batik ini khusus dipakai pasangan pengantin dengan harapan langgeng (sido) dan hidup berkecukupan (mukti).

Truntum

Motif ini dibuat Permaisuri Sunan Paku Buwono III, Kanjeng Ratu Kencana. Makna di balik motif ini adalah cinta yang tumbuh kembali. Truntum merupakan simbol cinta yang tulus tanpa syarat, abadi dan semakin lama terus berkembang. Batik Truntum juga dipakai orangtua pengantin yang berarti menuntun mempelai memasuki hidup baru.

Satria Manah

Batik Satria Manah dikenakan wali pengantin laki-laki dengan harapan lamaran dapat diterima dengan baik pihak perempuan.

Semen Rante

Berbeda dengan Satria Manah, Batik Semen Rante justru dipakai wali pengantin perempuan ketika menerima lamaran. Harapannya yakni adanya hubungan erat tak mudah lepas.

Pamiluto

Pamiluto berasal dari kata pulut. Batik Pamiluto dipakai ibu dari mempelai perempuan saat upacara tukar cincin. Batik ini melambangkan harapan ibu agar pasangan pengantin anak tidak terpisahkan.

Bondet

Batik Bondet dikenakan mempelai perempuan pada malam pertama. Bondet berasal dari kata bundet yang berarti saling mengikat.

Ceplok Kasatriyan

Batik Ceplok Kasatriyan dipakai saat upacara kirab pengantin oleh kalangan menengah bawah agar terlihat gagah dan memiliki sifat satria.

Grompol

Mengenakan Batik Grompol saat upacara pernikahan bermakna berkumpulnya segala sesuatu yang baik seperti rejeki, kebahagiaan, keturunan dan hidup rukun.

Semen Gendong

Usai menikah sebaiknya pengantin mengenakan Batik Semen Gendong agar dapat segera menggendong bayi (mendapatkan keturunan).

Tambal

Tambal berarti menambal, yakni menambah atau memperbaiki sesuatu. Mengenakan Batik Tambal diharapkan dapat menyingkirkan sakit sehingga lekas sembuh.