Indahnya Stagen Pelangi [PinkKorset]

Indahnya Stagen Pelangi

PinkKorset.com, Jakarta – Selama ini tenun stagen dikenal dengan warna polos, tapi kini ada banyak paduan warna di dalamnya.

Inovasi ini bermula dari komunitas Dreamdelion yang ingin membantu mengembangkan perekonomian penenun Moyudan, Yogyakarta.

Komunitas yang terdiri dari tujuh mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) ini memperkenalkan stagen aneka warna yang dikenal dengan sebutan Stagen Pelangi.

Stagen Pelangi memiliki harapan menjadikan kehidupan penenun lebih berwarna atau sejahtera. Sedangkan motif yang digunakan terinspirasi dari tenun khas Yogyakarta Lurik yang sangat filosofis dengan makna kesederhanaan masyarakat Jawa.

Namun, upaya ini tidak serta merta berjalan mulus. Panenun setempat awalnya menolak kehadiran stagen warna dan tetap mempertahankan cara lama.

“Awalnya ada penenun yang nolak soalnya bingung mau dijual kemana,” tutur Jimah, Ketua Kelompok Pengembangan Tenun Mekar Sari, Moyudan, saat menghadiri Pameran Tenun di Jakarta, Selasa (15/3/2016).

Selain itu, ada kesulitan bagi para penenun untuk membuat stagen pelangi karena harus menghitung jumlah benang yang digunakan pada prosesnya. Namun, setelah terus menerus mencoba, stagen aneka warna tersebut bisa terwujud.

Pendapatan para penenun pun melonjak. Bila awalnya mereka hanya mendapat Rp15.000-Rp20.000 per dobel (satuan yang digunakan untuk satu gulung kain dengan panjang 9-10 meter), kini harga jual stagen pelangi bisa lebih dari Rp100 ribu per meter.

Dengan perhitungan kain yang dihasilkan dalam sehari rata-rata 15-20 meter, maka perekonomian para penenun pun bertambah sejahtera.

Saat ini, produk yang dihasilkan tidak hanya berupa lembaran kain stagen saja, namun juga produk fesyen dan kerajinan tangan lainnya. Ada ragam busana dari tenun stagen, serta tas yang didesain modern agar bisa bersaing di pasaran.

Menenun pun kini tak hanya menjadi tumpuan ekonomi masyarakat Moyudan. Para penambang pasir di sungai Progo, Sumberarum, Moyudan juga diajak beralih profesi membuat rumah bibit dan organik, serta memanfaatkan tanaman pewarnaan alam untuk menambah nilai jual produk tenun.

Ini merupakan misi penyelamatan lingkungan di daerah setempat oleh GEF-GSP (Global Environment Fasility-Small Grand Programme) dengan Dreamdelion melalui program Desa Wisata Pewarna Alami yang kini menjadi sumber penghidupan warga setempat.

Belum Ada Berita Terkait