Jumlah Pasien TB di Indonesia Mengkhawatirkan [npr]

Jumlah Pasien TB di Indonesia Mengkhawatirkan

PinkKorset.com, Jakarta – Indonesia menduduki peringkat kedua dengan jumlah pasien Tuberkulosis (TB) terbanyak kedua di dunia setelah India.

Penyakit infeksi pernapasan menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis ini sudah menjadi bencana global. Badan kesehatan dunia (WHO) menyebutkan, pada 2012 sebanyak 8,6 juta orang di dunia terkena Tuberkulosis (TB) dan 1,3 juta diantaranya meninggal. Angka tersebut menempatkan Indonesia menjadi peringkat empat negara dengan pasien TB terbesar di dunia setelah Tiongkok, India dan Afrika Selatan.

Sementara laporan Tuberkulosis Global (2014) melalui WHO mengumumkan insiden TB di Indonesia mencapai 460 ribu kasus baru per tahun. Namun, angka tersebut pada laporan serupa (2015) direvisi dan melonjak menjadi 1 juta kasus baru per tahun. Persentase ini menempatkan Indonesia menjadi negara dengan kasus terbanyak kedua setelah India.

Kepala Sub Direktorat Tuberkulosis, Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan RI, dr. Asik Surya, MPPM mengatakan, hasil survei prevalensi 2013-2014 Kementerian Kesehatan RI menemukan satu juta kasus baru TB tiap tahun dengan angka kematian 100 ribu orang per tahun.

“Kendala kita yakni tidak semua masyarakat terjangkau layanan. Maka kami ciptakan kesadaran TB bersama melalui tindakan promotif di semua sektor,” ucapnya saat acara 100 relawan Johnson & Johnson Lakukan Edukasi TB di Transportasi Publik di Jakarta, Rabu (7/12/2016).

DKI Jakarta menjadi salah satu fokus penanggulangan TB Nasional mengingat Ibu Kota Indonesia ini menempati peringkat ketiga dengan kasus TB nasional setelah Papua Barat dan Gorontalo. Pada 2015 total kasus TB DKI Jakarta berjumlah 22.339 kasus tersebar di Jakarta Timur (7.395), Jakarta Barat (5.000), Jakarta Pusat (3.805), Jakarta Selatan (3.801), Jakarta Utara (2.328) dan Pulau Seribu (10.000).

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dr. Koesmedi Priharto menambahkan, permasalahan TB bukan hanya TB sensitif obat tetapi juga beban permasalahan akibat meningkatnya TB Resisten Obat yang mencapai 208 kasus (2014), 228 kasus (2015) dan 187 kasus (triwulan ketiga 2016).

“Dalam Strategi Nasional Penanggulangan TB 2016-2019 diantaranya adalah menemukan lebih banyak pasien dini untuk memutus penularan dan mengurangi angka kematian,” katanya.

Dr. Koesmedi menambahkan, penanggulangan TB harus menjadi isu bersama lintas kementerian, program, sektor dan semua komponen masyarakat agar target bebas TB 2050 tercapai.

Trans Jakarta menjadi salah satu sektor penting dalam upaya promotif TB.  Lini transportasi publik ini menjadi ‘lahan subur’ penularan TB sehingga perlu adanya pencegahan melalui penempelan stiker informasi TB.

Pada kesempatan yang sama sebanyak 100 relawan Johnson & Johnson bersama 30 kader CEPAT LKNU memberikan edukasi TB di 10 halte Trans Jakarta. Kegiatan ini mendapatkan hasil survei monkey dari 360 responden yang menjukkan 84,3% telah paham TB, 51,54% merasa berisiko terhadap TB dan 88,61% tahu penularan TB melalui udara (batuk/bersin).