Kantong Plastik Berbayar, Apa Pendapatmu? [coolerlifestyle]

Kantong Plastik Berbayar, Apa Pendapatmu?

PinkKorset.com, Jakarta – Tingginya penggunaan kantong plastik semakin tak terbendung. Pemerintah pun menetapkan kebijakan kantong plastik berbayar.

Limbah plastik membutuhkan waktu 1000 tahun untuk terurai secara sempurna.  Sementara saat terurai partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air di dalamnya.

Demi mengurangi dampak negatif tersebut, Pemerintah tetapkan kantong plastik berbayar di setiap swalayan dengan harga 200 rupiah/pcs.

Kendati banyak yang mendukung, ada juga yang menyayangkan kebijakan tersebut.

Suliatun (37) adalah salah satu ibu rumah tangga yang tidak setuju atas aturan plastik berbayar tersebut.  Apalagi kalau ia sedang belanja banyak untuk sebulan penuh.

“Saya nggak setuju kalau belanja harus bayar kantong plastik, itu kan harusnya fasilitas dari tokonya. Kan lumayan kalau belanja banyak sampai butuh lima kantong plastik, saya harus bayar seribu,” ujarnya kepada PinkKorset.com.

Ibu tiga anak tersebut menambahkan, jika pemerintah ingin mengurangi limbah plastik, maka harus maksimal. “Produksi plastik pun harus dihentikan,”tegasnya.

Keberatan atas kebijakan plastik berbayar juga diungkapkan Dhani (35), seorang karyawati swasta.  Terutama karena kantong plastik dari toko biasanya tidak langsung ia buang. Namun, digunakan lagi untuk keperluan lain, semisal untuk membungkus barang atau tempat menampung sampah.

“Kalau kantong plastik yang harusnya gratis, sekarang bayar, saya harus siapkan pengeluaran ekstra dong untuk keperluan-keperluan itu,” katanya.

Menurut Dhani, kantong plastik sebenarnya merupakan fasilitas toko untuk para pelanggannya. “Bila kantong plastik dikenakan charge, sebaiknya sediakan wadah lain, misalnya kantong kertas, untuk bawa barang-barang belanjaan.”

Memiliki opini berbeda, Nita (28) tetap optimis dan mendukung program tersebut “Saya setuju, karena kebijakan ini bertujuan agar limbah plastik berkurang. Bawa kantong dari rumah lebih irit, meski kadang saya juga suka bayar kalau lupa.”

Arles (26), seorang karyawati swasta menilai positif kebijakan plastik berbayar ini. Terutama karena aksi ini dapat mendukung pemerintah mengurangi limbah plastik. “Karena bayar ya. Jadi mikir lagi kalau mau pakai kantong plastik. Untungnya saya punya banyak kantong daur ulang,”ujarnya.

Ia mengaku sudah sejak lama membawa kantong daur ulang. Kebiasaan itu bermula saat ia liburan ke Jepang. “Di sana (Jepang), plastik juga berbayar. Jadi kalau bilang ngga pake plastik, uang kita dibalikin. Makanya saya kemana-mana bawa eco bag,”tambahnya.

Rami (30), seorang traveller mengatakan, beberapa negara Eropa sudah melakukan kebijakan plastik berbayar itu sejak lama. Sehingga, ketika tinggal di Jerman, ia sudah menyiapkan kantong belanja sendiri yang terbuat dari kain. ”Saya sangat jarang lihat orang keluar dari toko bawa tas plastik. Paling toko-toko dari Asia yang masih pakai plastik.”

Kebijakan belanja tanpa plastik, lanjutnya, bukan karena toko tersebut tidak sanggup menyediakan tas plastik. Namun, karena tingginya kesadaran warga Eropa tentang bahaya limbah plastik.  “Limbah plastik bahkan punya tempat khusus. Itu pun tersebar di seantero Berlin, tempat saya tinggal,”ucapnya.

Baca juga:

Andien Sayangkan Kebijakan Plastik Berbayar

Dian Ayu Enggan Bayar Kantong Plastik 

‘Pelanggan Awalnya Marah-marah’