Menghadapi Psikologis Remaja Pubertas [acnetreatment]

Menghadapi Psikologis Remaja Pubertas

PinkKorset.com, Jakarta – Berbagai perubahan fisik dan emosi mempengaruhi tingkah laku remaja saat pubertas. Bagaimana orang tua memahami dan memperlakukan mereka?

Psikolog Klinik Remaja RSAB Harapan Kita Ade Dian Komala M.Psi mengatakan, banyak hal yang dialami anak ketika beranjak remaja. Tidak hanya perubahan fisik namun juga emosional.

Masa-masa ini merupakan era yang rentan, karena ketidakmampuan remaja menghadapi fase pubertas berimbas pada perilaku negatif, diantaranya merokok, eating disorder, minum alkohol, konsumsi narkoba dan pergaulan bebas.

Lalu, apa yang seharusnya dilakukan Anda sebagai orangtua?

Ade Dian menyarankan orangtua untuk melakukan komunikasi efektif kepada anaknya yang menginjak remaja.

“Tujuannya membantu anak untuk tumbuh, berkembang, membuat perubahan progresif, belajar memecahkan masalah, menjadi pribadi produktif dan percaya diri,” katanya saat acara Forum Ngobras Ke-3 di Klinik Remaja, RS. Harapan Kita, Jakarta, baru-baru ini.

Saat ini, masih banyak orang tua tidak melakukan komunikasi efektif. “Para orang tua umumnya lebih banyak bicara daripada mendengar, merasa banyak tahu, langsung merasa putus asa dan marah karena tidak bisa menerima kenyataan yang dialami remaja,” jelasnya.

Menurut Ade, orangtua perlu mengenal diri sendiri, mengenal diri remaja dan mendengar aktif. Selanjutnya, orangtua harus menentukan masalah. Apakah masalah ini datang dari remaja atau orang tua.

Ade menambahkan, bila masalah berasal dari remaja, maka orang tua perlu banyak mendengarkan mereka. Jika sebaliknya, maka orang tua perlu melakukan gaya komunikasi “I Message” yang terdiri atas unsur Saya Merasa, Kapan, Karena/sebab dan Perilaku yang Diharapkan.

“Misalnya orang tua berkata, Ibu merasa cemas ketika kamu tidak pulang pada waktunya karena ibu pikir ada sesuatu yang terjadi denganmu, ibu lebih senang kalau kamu pulang menjelang pukul 5 sore,” ucapnya.

Selain itu, para orang tua sebaiknya menghindari tindakan yang menghambat komunikasi efektif ini, diantaranya memerintah, menyalahkan, meremehkan, membandingkan, memberi cap, mengancam dan menasehati.

Keberhasilan komunikasi efektif mampu menghasilkan remaja unggul. Beberapa tanda remaja unggul yakni memiliki kepribadian matang, konsep diri positif, cerdas, kreatif, kritis, mampu menerima perubahan fisik secara positif serta mampu menjalin hubungan sosial dengan baik.