Menghitung Dana Pendidikan Anak [angelibebe]

Menghitung Dana Pendidikan Anak

PinkKorset.com, Jakarta – Mempersiapkan dana pendidikan anak sejak awal dapat meringankan beban finansial rumahtangga di masa depan.

Setiap orangtua tentu berharap anaknya sukses di kemudian hari. Salah satu yang menentukan keberhasilan anak yakni jenjang pendidikan sekolah. Oleh karena itu, merencanakan dana pendidikan sangat penting bagi orangtua.

Perencana Keuangan Ligwina Hananto mengatakan, bujet pendidikan harus konsisten dan sesuai kemampuan. Artinya, bila sejak awal masuk sekolah nasional plus, berarti perlu mempersiapkan sekolah bertaraf sama untuk jenjang berikutnya.

“Jangan sampai tidak direncakan, keuangan rumahtangga goyang, anak tidak bisa sekolah di taraf yang sama. Ini membingungkan anak dan mengganggu psikologisnya,” katanya di acara ‘Nutrilon Royal One Step Ahead Mum’ di Jakarta, Kamis (12/5/2016).

Perempuan yang menjabat Founder & CEO QM Financial ini menambahkan, meskipun perkembangan anak dinamis tetapi perencanaan harus tetap jalan.

Menurutnya, perencanaan dana pendidikan bisa dimulai sejak usia anak 3 – 6 tahun. Pada prinsipnya, menyisihkan sebagian penghasilan, misalkan bulanan, tahunan ataupun per proyek. Dana ini masuk ke dalam investasi dengan besaran 10 – 30% dari penghasilan.

“Bentuknya bisa tabungan maupun investasi. Ini berbeda dan tergantung tujuan dan kondisi,” katanya lagi.

Perempuan yang akrab disapa Wina ini mencontohkan perencanaan dana pendidikan TK saat anak usia satu tahun. Maka orangtua harus survei biaya TK dan menyisihkan dana selama tiga tahun hingga anak siap masuk TK.

Bila uang pangkal TK Rp5 juta pada saat ini dan inflasi 16% per tahun, maka perkiraan uang pangkal menjadi Rp7,8 juta. Jika bentuknya tabungan, maka uang yang perlu disisihkan per bulan yakni Rp215.000.

Anda bisa memilih produk investasi (reksadana) dengan menyisihkan uang Rp200.000 per bulan dengan return 5%.  “Tetapi investasi jangka pendek ini tidak aman, karena belum tentu tumbuh sebesar itu. Bisa saja minus,” ucapnya.

Perencanaan jangka pendek (di bawah lima tahun) sebaiknya memilih produk tabungan. Sementara perencanaan jangka panjang disarankan memilih investasi.

Produk investasi ideal untuk perencanaan biaya pendidikan kuliah S1. Misalkan sejak usia anak satu tahun, maka perlu 17 tahun untuk menyisihkan dana penghasilan. Bila biaya kuliah saat ini Rp60 juta dan inflasi 10 – 15%, maka 17 tahun mendatang menjadi Rp412 juta. Investasi dengan return 25%. Anda dapat menyisihkan dana Rp415.000 per bulan.

Nilai ini justru berbanding terbalik dengan produk tabungan. Menabung justru menguras biaya Rp2 juta per bulan. Tetapi, Anda dapat bernapas lega memilih produk ini bila mampu menyisihkan 90% dari penghasilan.

Wina mengingatkan, produk tabungan maupun investasi tidak sepenuhnya aman, karena Anda bebas menentukan tetapi tidak bebas dari konsekuensi pilihan itu. “Yang penting jangan fokus produk tapi target angka yang dibutuhkan kedepannya,” pungkasnya.