Pengusaha Perempuan Diuntungkan di Negara Ini [fullhdpictures]

Pengusaha Perempuan Diuntungkan di Negara Ini

PinkKorset.com, Jakarta – Perempuan ternyata memiliki peluang lebih baik untuk menjadi pengusaha di negara-negara ini. 

Hal ini terkait dukungan kondusif yang tersedia bagi pengusaha perempuan. Dukungan ini meliputi besarnya peluang memperoleh aset pengetahuan yang lebih maju dan akses menuju layanan keuangan, sehingga para perempuan akan terbentuk menjadi pengusaha yang berkeinginan berkembang (Opportunity Entrepreneurs).

Dalam studi perdana Mastercard bertajuk Women’s Entrepreneurial Index yang dilakukan di 16 negara Asia Pasifik (2016), tercatat empat negara dengan skor kondisi pendukung (Supporting Conditions Score) tertinggi bagi pengusaha perempuan.

Keempat negara tersebut adalah Selandia Baru (31,9), Australia (31,3), Taiwan (29,8) dan Singapura (29,4).

Sedangkan empat negara Asia Pasifik yang cenderung menghasilkan pengusaha yang berorientasi bisnis untuk bertahan hidup (Necessity Entrepreneurs) adalah Sri Lanka (19,4), Vietnam (19,2),  India (17,6) dan terendah Bangladesh (11,8).

Lalu dimanakah posisi Indonesia?

Dalam hal nilai kondisi pendukung (Supporting Conditions Score), Indonesia berada pada skor 20,5. Angka ini lebih tinggi ketimbang Malaysia (19,6), Sri Lanka (19,4) dan Vietnam (19,2).

Senior Vice President Communications Mastercard Asia Pacific Georgette Tan mengatakan, perempuan memiliki nilai penting dalam pembangunan sosio ekonomi di masyarakat.

Menurutnya, perlu perjalanan panjang untuk mengubah kesadaran tersebut menjadi inklusi ekonomi yang nyata dengan menghilangkan peran gender yang tradisional dan kuno yang sangat melekat pada masyarakat, budaya dan kebiasaan.

“Kita harus menghargai dan menyebarkan cerita tentang kesuksesan pengusaha perempuan dan melakukan upaya terarah untuk mengembangkan kondisi yanng mendukung bagi calon pengusaha perempuan,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima PinkKorset di Jakarta, Kamis (15/9/2016).

Nilai kondisi pendukung tersebut diperoleh dengan mengukur tingkat akses para perempuan untuk memiliki aset pengetahuan dasar dan lanjutan, akses terhadap layanan keuangan mendasar, persepsi perempuan terhadap tingkat keamanan, serta persepsi budaya terhadap pengaruh keuangan rumah tangga para perempuan tersebut.