PinkKorset.com – Mengetuk semangka menjadi semacam ritual sebelum membeli buah tersebut. Memangnya, ada siapa di dalam semangka?
Konon, untuk mengetahui apakah buah semangka sudah siap dinikmati, Anda harus mengetuk bagian luarnya. Suara yang dihasilkan itulah menjadi penentu apakah semangka itu sudah siap dibawa pulang.
Baru-baru ini, seni mengetuk semangka ramai diperbincanakan di media sosial Tiongkok. Situs blog mikro Sina Weibo memulainya pembahasan yang kemudian jadi mendunia itu.
Kehebohan bermula ketika seorang pengguna mengunggah sebuah tanda di supermarket di Italia. Tanda yang diletakkan dekat keranjang buah semangka itu meminta pelanggan tidak mengetuknya.
“Mohon jangan mengetuk semangka, mereka takkan menjawab!” begitu tanda peringatan tersebut, ketika diterjemahkan.
Menurut What’s On Weibo, pengguna pun heboh karena banyak yang melaporkan tanda itu ditujukan bagi konsumen Tiongkok yang berkunjung ke supermarket tersebut.
Banyak pengguna kemudian berkata, seni mengetuk semangka sifatnya universal alias terjadi di seluruh dunia. Mereka juga menanggapinya dengan lelucon, berpose sambil pura-pura mendengar ada apa di dalam semangka setelah diketuk.
Ya, mengetuk semangka memang ibarat sebuah seni turun temurun. Ini adalah salah satu cara untuk menentukan apakah buah itu sudah mencapai puncaknya dan segar saat dimakan.
Sudah banyak video dan artikel yang beredar mengenai cara memilih semangka. Bahkan ada aplikasi smartphone bikinan sebuah universitas di Tiongkok yang membantu Anda mencari semangka ideal.
Faktanya, tak ada jaminan 100% dalam memilih buah. Namun ada beberapa hal yang disepakati, kemungkinan oleh sebagian besar masyarakat dunia, mengenai cara memilih semangka yang sempurna seperti berikut ini.
- Rasakan beratnya. Semakin berat, semakin baik.
- Tekan kulitnya. Jika keras dan kembali ke bentuk semula, semangka siap dimakan.
- Lihat bagian ujungnya. Jika kekuningan, maka semangka itu sudah sepenuhnya matang.
Tentunya jika cara itu gagal, silakan mengetuk dan tunggu jawaban dari si semangka. Semangat, kakak!
