Tanda Gangguan Jiwa pada Bayi [Oummi materne]

Tanda Gangguan Jiwa pada Bayi

PinkKorset.com, Jakarta – Tidak hanya orang dewasa, bayi ternyata juga berisiko terkena gangguan jiwa.

Bayi dapat terkena gangguan jiwa akibat keturunan maupun sikap dan perilaku orangtua yang kasar maupun depresi. Seorang ibu yang depresi akan menunjukkan sikap malas, sedih terus menerus, tidak bertenaga dan menurtup diri (isolasi sosial).

Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PP-PDSKJI) dr. Eka Viora SpKJ(K) mengatakan, emosi negatif orangtua akan memengaruhi kejiwaan anak.

“Otak kita ada ‘cermin’. Anak belajar melihat sikap orangtua dan otomatis terpengaruh,” ujarnya pada acara Cegah Gangguan Jiwa Akibat Bencana Psikososial di Jakarta, baru-baru ini.

Misalnya bila orangtua selalu menampakan kesedihan dan kecemasan. Maka anak akan menjadi mudah cemas dan tidak percaya diri. Gangguan jiwa ini dapat terjadi sejak bayi.

Dr. Eka mencontohkan bayi yang berpotensi mengalami gangguan jiwa dapat ditandai dengan kurang tidur, mood sangat fluktuatif dan mudah menangis. Untuk mencegah gangguan jiwa semakin berat, peran orangtua sangat diperlukan.

“Bayi perlu diberikan kehangatan, kepercayaan bahwa kita ada untu dia dan tidak membiarkan ia menangis,” katanya.

Oleh karena itu, ibu tidak disarankan bersikap kasar pada anak. Sikap yang baik akan mengurangi penderitaan anak. Hal ini penting mengingat setiap perlakuan orangtua terekam pada otak bayi (unconscious memory).

“Memori yang tidak disadari bayi tetapi tetap terekam,” sambungnya.

Lalu, apa akibatnya?

Memori yang tersimpan di otak bayi ini suatu saat teraktivasi di kemudian hari. Ketika mengalami suatu masalah maka cepat beraksi dengan perasaan tidak nyaman dan cemas.