Bahaya Anemia pada Bumil [parents]

Bahaya Anemia pada Bumil

PinkKorset.com, Jakarta – Ibu hamil alias bumi yang mengalami anemia menghadapi risiko kesehatan yang mengancam janin maupun dirinya sendiri.

Ketua Umum Perinatologi Indonesia (PERINASIA) sekaligus Anggota Dewan Pertimbangan Obstetri dan Genokologi Indonesia (POGI) cabang DKI Jakarta, Dr. dr. Ali Sungkar, SpOG(K) menjelaskan, ibu hamil (bumil) dengan anemia yang ditandai kadar hemoglobin (Hb) rendah berisiko mengalami abortus, perdarahan setelah persalinan, kelelahan dan kematian.

“Begitu risiko pada janin yang menyebabkan pertumbuhan terhambat, prematuritas hingga kematian,” ucapnya di Jakarta beberapa waktu lalu.

Kondisi anemia pada bumil mirip dengan bukan bumil, misalnya saja cepat merasa lelah, jantung berdebar-debar, pusing dan mata berkunang-kunang. Masalah ini terjadi akibat kebutuhan zat besi ibu hamil meningkat dan menyebabkan pengenceran darah.

Kadar Hb ideal pada bumil diatas 11g/dl. Ada pula faktor pemicu anemia pada bumil, diantaranya kelainan darah, penyakit infeksi dan perdarahan.

“Tapi yang dominan adalah kurang asupan nutrisi terkait defisiensi besi dan folat,” sambungnya.

Oleh karena itu diperlukan screening anemia dan defisiensi besi pada bumil. Memerhatikan asupan gizi sebelum masa kehamilan dan menyampaikan keluhan saat hamil kepada dokter juga penting.

Bumil membutuhkan nutrisi zat besi, asam folat, vtamin B12 dan protein. Kebutuhan zat besi selama hamil adalah 26 mg. Kemudian asupan kalsium sebesar 1.000 mg saat kehamilan dan ditambah 150 mg saat memasuki trisemester kedua. Selanjutnya kebutuhan asam folat sebesar 400 mikrogram (mcg) dan ditambah 200 mcg pada trisemester kedua. Sementara nutrisi makro pada bumil perlu tambahan 17 gr per hari dari kebutuhan normal.