PinkKorset.com – Beberapa negara di Eropa termasuk UK tercatat memiliki bayi dengan tangis dan tingkat rewel paling tinggi ketimbang AS.
Sebuah studi University of Warwick, UK yang dipublikasi di Journal of Pediatrics ini mengungkapkan bayi paling rewel dan banyak menangis terjadi di UK, Italia, Belanda dan Kanada. Sebaliknya, bayi di Denmark, Jerman dan Jepang justru paling tidak rewel dan tidak banyak menangis. Sementara bayi di AS dan Australia berada di tengah-tengahnya.
Tidak diketahui penyebab bayi menangis dan rewel paling tinggi di negara-negara tersebut. Tetapi budaya dan pola asuh dapat memengaruhi.
“Faktor lain berkaitan pengalaman kehamilan atau genetika mungkin juga berperan,” ucap peneliti Dieter Wolke dikutip Livescience.com.
Meta-analisis tersebut mencakup 28 penelitian dari 8.690 bayi di delapan negara. Data ini diambil dari catatan orangtua mereka tentang kerewelan, tangisan dan menangis berlebihan selama tiga jam per hari dalam sepekan (colic).
Rata-rata bayi dalam analisis ini total menangis rata-rata selama 2 jam setiap hari selama dua pekan pertama mereka. Frekuensi menangis memuncak pada umur enam pekan, saat mereka menangis rata-rata 2 jam 15 menit per hari. Namun, pekan ke-12 durasi menangis menurun menjadi 1 jam 10 menit per hari.
Durasi tangis bayi sangat bervariasi. Penelitian ini menemukan, tingkat colic tertinggi terjadi di berbagai negara bergantung umur bayi. Misalnya bayi antara umur 1-2 pekan, tingkat colic tertinggi ada di UK (28%). Pada bayi umur 3-4 pekan, tingkat colic tertinggi terjadi di Kanada (34%). Kemudian bayi umur 8-9 pekan dengan colic tertinggi ada di Italia (21%). Sementara tingkat colic terendah terjadi pada bayi 3-4 pekan di Denmark (5,5%) dan Jerman (7%).
Tidak ada alasan jelas perbedaan tingkat colic di beberapa negara tersebut. Namun, metode menyusui dapat menjadi salah satu faktor pemicunya. Bayi yang diberi susu dengan susu dengan botol cenderung lebih banyak menangis dan rewel pada 3-4 pekan pertama ketimbang diberikan langsung (breastfed).
