Benarkah Epilepsi Menular? [jazdorov]

Benarkah Epilepsi Menular?

PinkKorset.com, Jakarta – Banyak anggapan epilepsi dapat menular. Terlebih orang dengan epilepsi menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan orang sekitarnya.

Staf Pengajar Spesialis Neurologi, Fakultas Kedokteran UI, RSCM, dr. Astri Budikayanti, Sp.S(K) mengatakan, anggapan epilepsi sebuah kutukan dan menular adalah mitos.

“Epilepsi tidak menular, kecuali faktor pencetusnya. Misalnya infeksi otak akibat Toksoplasma, TBC dan Cryptococcus” ucapnya saat acara Epilepsy Awareness Day di Jakarta, Minggu (23/4/2017).

Ada tiga faktor pencetus epilepsi, antara lain genetik, penyakit dan tidak diketahui penyebabnya. Epilepsi pada anak yang dipicu faktor genetik atau keturunan biasanya cepat sembuh ketika dewasa disertai penanganan tepat.

Kemudian epilepsi akibat penyakit (infeksi, cedera kepala, tumor dan stroke) dapat disembuhkan bila penyakit pemicunya ditangani. Sementara epilepsi yang tidak diketahui penyebabnya lebih sulit disembuhkan.

Di seluruh dunia terdapat 60 juta orang dengan epilepsi (ODE). Mereka mengalami gejala berupa kejang, perubahan kesadaran dan tingkah laku tergantung bagian otak yang bermasalah.

“Epilepsi paling sering menyerang otak bagian hippocampus,” ucap Ketua Kelompok Studi Epilepsi Perdossi Jaya ini.

Salah satu bagian otak yang bertanggungjawab terhadap fungsi memori ini rentan mengalami masalah akibat kekurangan oksigen, gula dan zat lainnya. Namun, bagian otak depan, tengah, belakang maupun seluruh otak juga berisiko terkena epilepsi.

Setiap sudut otak memiliki fungsi masing-masing. Kerusakan otak akibat epilepsi menimbulkan serangan salah satu hingga seluruh bagian tubuh. Orang dengan epilepsi (ODE) tidak menyadari serangan yang muncul. tetapi mereka merasakan aura sepert mual dan pusing sebelum muncul serangan.

Serangan absans tergolong gejala epilepsi paling singkat dan sederhana. Biasanya ditandai seperti bengong lalu berkedip dan tersadar. Sementara serangan parsial lebih kompleks dan memakan waktu 2-5 menit. Serangan ini dimulai mata berkedip, tangan kaku sebelah, kaku seluruh tubuh, kejang hingga mulut berbusa.