Haruskah ‘Memusuhi’ Gluten?

PinkKorset.com – Mencari makanan gluten free tampaknya sedang menjadi tren. Tahukah Anda mengapa banyak orang menghindari gluten?

Banyak orang bangga menjadikan makanan bebas gluten sebagai bagian diet. Padahal faktanya, sebagian besar orang yang benar-benar memahami gluten adalah yang memiliki kondisi tertentu atau masalah pencernaan seperti penyakit celiac karena mereka alergi gluten.

Jika Anda termasuk yang menghindari gluten, tahukah apa sebenarnya zat tersebut?

Pakar nutrisi Dr. Simone Laubscher, dilansir InStyle, menjelaskannya. Gluten, katanya, adalah komponen protein pada biji-bijian (grains) yang bertanggung jawab untuk tekstur elastis pada adonan. Menambahkan gluten pada biji-bijian membuatnya lebih berat sehingga menguntungkan petani.

“Ini mengapa Anda merasa begah setelah makan gandum. Tapi lain halnya dengan oat atau gandum hitam (rye) karena rasio glutennya rendah,” kata Dr. Laubscher. Menurutnya, gluten mempersulit tubuh dalam mencerna karbohidrat. Ia menambahkan, gluten tidak berhaya jika tidak berlebihan, sebagaimana makanan lainnya.

Namun begitu, Anda wajib memperhatikan kandungan gluten jika memiliki kondisi kesehatan tertentu. Sebuah studi yang dipublikasikan di The BMJ menyatakan, membatasi asupan biji-bijian akan berdampak negatif pada kesehatan kardiovaskular. Terutama jika Anda tak harus menghindarinya.

Secara umum, kelebihan gluten menyebabkan pencernaan melambat, membuat tubuh terasa berat serta menyimpan air dan lemak. Akibatnya, tingkat gula darah jadi rendah. Kuncinya adalah konsumsi sewajarnya dan menitikberatkan pada keseimbangan. Tak perlu pusing memikirkan apa yang harus dimakan atau tidak.

“Meniadakan makanan tertentu membuat makan membosankan. Anda harus paham tapi bukan menjadi paranoid, ini bisa menyebabkan lainnya,” lanjutnya. Ia menyarankan makan sehat selama sepekan dan bebaskan diri Anda ketika akhir pekan.

Jika merasa sensitif terhadap gluten, seperti mengalami sakit perut setelah makan roti, Dr. Laubscher merekomendasikan tes darah atau mencoba diet eliminasi selama tiga pekan. Lalu coba konsumsi gluten lagi selama tiga hari setelah diet tiga pekan tersebut. “Apa yang Anda rasakan akan memberi jawabnya,” katanya.