Kebanggaan di Balik Batik Warna Alam Indonesia [PinkKorset]

Kebanggaan di Balik Batik Warna Alam Indonesia

PinkKorset.com, Jakarta – Kendati warna batik warna alam kurang kuat, tetapi ada sisi lain yang membuat Anda bangga memakainya.

Batik dengan warna sintetik memang menghasilkan warna kuat, cerah dan terang alias ngejreng. Hal ini berbanding terbalik dengan batik warna alam yang berwarna lembut dan teduh.

Namun batik warna alam justru memiliki nilai lebih ketimbang batik dengan pewarna sintetik. Di balik batik warna alam tersimpan kearifan masyarakat lokal sejak zaman dahulu. Mereka menggunakan bahan-bahan alam di lingkungan sekitar untuk mewarnai batik. Sehingga batik warna alam bebas risiko pewarna kimia sintetik serta tidak menghasilkan limbah yang merusak lingkungan.

Pelaku Warna Alam sekaligus Owner & Designer Galeri Batik Jawa, Nita Kenzo menuturkan, walaupun negara lain memiliki batik warna alam tetapi Indonesia memiliki proses pewarnaan yang tidak dimiliki negara lain.

“Pewarnaan batik Indonesia membutuhan perebusan dan pencelupan warna hingga puluhan kali,” katanya saat acara Gelar Batik Nusantara 2017, Pesona Batik Warna Alam di Jakarta, Rabu (12/4/2017).

Sementara batik maupun kain warna alam negara lain tidak seperti itu. Mereka mewarnai batik maupun kain hanya pencelupan tanpa perebusan. Pewarnaan dilakukan pada benang bukan pada kain.

Nita menambahkan, penggunaan pewarna alam pada batik sudah dilakukan di Indonesia sejak zaman dahulu. Ada beberapa bahan alam yang digunakan untuk pewarna, diantaranya daun indigofera tinctoria, daun mangga, secang, kulit pohon mahoni, duwet, tingi, jambal dan tegeran.

“Daun indigofera tinctoria menjadi salah satu pewarna alam yang memiliki sejarah panjang,” sambungnya.

Nita berkisah daun penghasil warna biru ini pernah menjadi komoditas perdagangan zaman Hindia Belanda. Pasta daun indigofera menjadi produk primadona selain rempah Indonesia di Eropa. Kala itu, masyarakat Eropa menggunakannya untuk mewarnai bendera dan keramik. Indonesia menjadi penghasil indigofera tinctoria karena dahulu Nusantara sangat berlimpah tanaman ini.

Tanaman indigofera juga ditemukan di beberapa wilayah lain seperti Thailand, Vietnam, Myanmar, Jepang hingga Mesir. Bahkan wilayah Sungai Nil di Mesir pada masa lampau dikenal sebagai penghasil indigofera tinctoria terbesar di dunia.

Pewarna alam ini, sambung Nita, dapat menjadi peluang sumber penghasilan petani. Tentu saja bila pecinta batik memilih warna alam sehingga pelaku menggunakan pewarna alami 100%.