PinkKorset.com, Jakarta – Mengenal dan memahami karakter calon mertua perlu Anda lakukan sejak dini. Mengapa?
Psikolog klinis dewasa Pusat Informasi dan Konsultasi TigaGenerasi, Anna Margaretha Dauhan S.Psi, M.Sc menjelaskan, Calon pasutri sebaiknya melakukan pendekatan dengan calon mertua sebelum menikah. Tujuannya supaya semakin banyak waktu mengelola hubungan dengan calon mertua.
“Mereka (pasutri) yang baru mendekati mertua setelah menikah akan kaget. Pernikahan tidak bahagia karena konflik dengan mertua,” ucapnya di Jakarta beberapa waktu lalu.
Kurang mengenal mertua secara menyeluruh dapat menimbulkan perselisihan. Umumnya permasalahan dipicu tentang cara pengasuhan anak, pendidikan anak dan interaksi keluarga.
Anna menambahkan, sesuatu yang Anda anggap kurang penting pun dapat menjadi konflik oleh mertua. Ia berkaca dengan masalah yang kerap dihadapi para kliennya. Misalnya saja istri tidak memasak, tidak menunggu suami pulang kerja dan tidak mengantar suami hingga depan pintu dianggap kurang perhatian terhadap suami.
“Sesuatu yang tidak penting menurut kita belum tentu menurut mertua. Bila ini menjadi masalah berarti itu penting buat mereka (mertua),” katanya.
Hal ini beralasan mengingat mertua atau orangtua pasangan Anda menginginkan anaknya terurus dengan baik hingga sepeninggal mereka. Munculnya konflik mertua dengan menantu menjadi bagian proses adaptasi karena perbedaan pola asuh, karakter maupun latar belakang budaya.
Psikolog lulusan University of Northampton, UK ini menyarankan agar menantu maupun calon menantu menyesuaikan diri dengan mereka. Namun, menurutnya ini bukan sikap mengalah tetapi bentuk adaptasi.
“Ini tentang membaca kebutuhan dan karakter mertua sehingga kita tahu maunya mertua. Kalau kita bisa beradaptasi dengan mereka maka dampaknya berlipat ganda,” pungkasnya.
