PinkKorset.com – Kondisi tubuh dapat semakin parah ketika alergi bercampur dengan beberapa faktor berikut ini.
Adanya perubahan iklim menjadi salah satu faktor pemicu alergi semakin mudah menyerang manusia. Ketika suhu Bumi terus meningkat serbuk sari (pollen) dari bunga semakin bertahan lama dan lebih kuat. Kondisi ini memaksa tanaman menggunakan karbondioksida di udara untuk membuat serbuk sari hampir menjadi superpollinators. Sehingga alergi tidak hanya terjadi saat musim semi tetapi juga musim dingin.
Ahli alergi Allergy & Asthma Network Purvi Parikh, MD mengatakan, lonjakan kenaikan maupun penurunan suhu memicu terjadinya alergi. Kendati tidak ada serbuk sari pada musim dingin pada (November – Maret atau lebih) tetapi bila terjadi kenaikan suhu udara mencapai 15 derajat Celsius pada Januari, tanaman dapat memproduksi serbuk sari walaupun belum masuk musim semi.
Selain serbuk sari, perubahan drastis suhu udara dari dingin menjadi hangat dapat menyebabkan rhinitis vasomotor, mirip rhinitis alergi dengan gejala hidung tersumbat dan sinus tertekan.
“Perubahan temperatur ekstrem mengakibatkan peradangan hidung seperti disebabkan alergen,” ucapnya.
Begitu pula dengan polusi udara yang banyak bertaburan di kota. Walaupun masyarakat pedesaan lebih mudah terpapar alergen dari tanaman tetapi orang-orang kota lebih parah terkena alergi akibat polusi dan paparan ozon yang tinggi.
Alergi juga semakin parah bila bercampur dengan stres kronik. Stres memicu peradangan sehingga tubuh lebih sensitif terhadap alergen. Bahkan stres saja dapat menimbulkan beberapa gejala seperti alergi seperti sakit kepala dan napas terengah-engah hingga dua kali lipat.
