Peradangan Kronis Jarang Anda Sadari [rd]

Peradangan Kronis Jarang Anda Sadari

PinkKorset.com – Tanpa Anda sadari tubuh mengalami peradangan kronis. Kendati tanpa disertai gejala tetapi Anda perlu perhatikan pencetusnya.

Peradangan (inflamasi) akut mudah dikenali dari beberapa gejala. Misalnya saja kulit Anda merah, gatal dan bengkak setelah digigit nyamuk. Peradangan ini hanya berlangsung beberapa jam atau hari.

Namun peradangan kronis tidak dapat dirasakan. Padahal kondisi ini meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, arthritis hingga Alzheimer. Peradangan kronis terjadi ketika terjadi kekacauan respon peradangan pada tingkat rendah dalam waktu lama.

Kesalahan respon inflamasi muncul karena beberapa hal. Misalnya saja kelebihan berat badan yang memicu repon inflamasi dalam sel-sel lemak. Semakin Anda bertambah usia maka beberapa sel di jaringan lemak yang menua memicu peradangan.

Studi Cell Metabolism (2013) menunjukkan obesitas pada usia muda memicu signal bahaya dan menggerakan sistem imun tubuh melawan serangan yang sebenarnya tidak ada.

Kemudian faktor stres kronis memperburuk peradangan kronis. Hal ini disebabkan hormon pengatur stres (kortisol) tidak dapat bekerja optimal. Kondisi ini juga memacu produksi sel darah putih tertentu sehingga meningkatkan risiko penyakit peradangan.

Asap rokok juga terbukti meningkatkan peradangan melalui tanda-tanda seperti meningkatan sel darah putih dan protein C reaktif. Namun, tanda-tanda itu menurun signifikan ketika Anda menghindari paparan asap rokok selama beberapa minggu.

Sebesar 70% potensi kekalahan sel-sel kekebalan tubuh disebabkan bakteri-bakteri di usus. Bakteri tersebut dapat menekan maupun memicu peradangan. Hingga kini para peneliti masih mengkaji fenomena ini. Tetapi bakteri tertentu terbukti menimbulkan penyakit peradangan seperti Crohn dan rheumatoid arthritis. Bahkan dapat memperburuk penyakit lain, termasuk HIV.

Konsumsi alkohol ikut memicu peradangan, khususnya pada hati. Pada peminnum alkohol berat berpotensi tinggi mengalami perlemakan hati (steatosis). Penimbunan lemak ini menyebabkan peradangan hati kronis, hepatitis hingga pengerasan hati (sirosis).

Peradangan kronis pun dapat terjadi pada konsumsi pil KB. Penelitian Plos One (2014) menunjukkan, sebanyak 30% perempuan pra menopause mengalami peradangan tingkat tinggi ditandai protein C reaktif. Sementara peradangan pada perempuan pra menopause yang tidak minum pil KB hanya 7%.