Susu Kental Manis Bukan Susu? [google]

Susu Kental Manis Bukan Susu?

PinkKorset.com, Jakarta – Kendati sama-sama berwarna putih tetapi susu kental manis tidak sama dengan susu karena alasan ini.

Susu kental manis (SKM) diproduksi dengan memanaskan susu pada suhu tinggi dalam waktu lama (penguapan) hingga mengental dan ditambahkan gula dalam jumlah banyak. Proses ini menyebabkan SKM miskin nutrisi. Kadar protein, kalsium dan vitamin D SKM sangat rendah ketimbang susu segar. SKM justru mengandung gula dan lemak dalam jumlah tinggi.

Ternyata SKM awalnya populer dikonsumsi tentara Union di AS pada abad ke-19. Mereka mengonsumsi SKM untuk menambah energi karena kandungan kalori yang tinggi. Sebanyak 300 ml SKM mengandung 1.300 kalori (5.440 kJ), 28 gr protein dan lemak serta lebih dari 200 gr karbohidrat.

Bahkan SKM saat ini semakin jauh dari bahan dasarnya yakni susu segar. Bila dicermati, semakin langka penyebutan Susu Kental Manis, melainkan hanya Kental Manis. Ini mengindikasikan susu tersebut tidak berbahan dasar susu segar. Produk ini sekadar sirop rasa susu, artinya kandungan gula semakin tinggi dan gizi lainnya hilang.

Inilah alasan SKM berbeda dengan susu segar yang dikonsumsi sebagai pelengkap gizi. Idealnya SKM digunakan untuk bahan tambahan makanan seperti pemanis minuman maupun kue.

Iklan SKM menyesatkan

SKM di Indonesia justru dipromosikan sebagai minuman pelengkap gizi. Celakanya banyak iklan SKM di Indonesia menargetkan anak-anak. Bahkan tidak sedikit orangtua salah kaprah tentang kegunaan SKM.

Ditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Ir. Doddy Izwardy, MA menjelaskan, anak yang minum SKM dianggap sudah mendapat asupan gizi cukup. Padahal kecukupan gizi didapat dari makanan seimbang dan SKM bukan solusi.

“Kandungan kalsium dan protein SKM rendah, tapi gula dan lemaknya tinggi,” ucapnya melalui telepon saat Fun Gathering and Discussion Media with Kementerian Kesehatan RI bertajuk Stop Lost Gold Generation di Jakarta, Selasa (24/10/2017).

Ditambah lagi sempat muncul iklan menyesatkan yang menyetarakan enam permen dengan segelas susu. Salah pemahaman tentang SKM ini dapat berujung pada malnutrisi dan obesitas.

Sementara itu, masyarakat Indonesia terlanjur lekat dengan SKM. Survei Sosial Ekonomi Nasional 2005 menemukan susu yang dominan dikonsumsi penduduk Indonesia adalah SKM. Angkanya mencapai 9,31 liter per kapita per tahun, dari total 13,22 liter per kapita per tahun atau sebesar 70,4 %.