Terobosan Terapi Pengapuran Lutut [sintoniauno]

Terobosan Terapi Pengapuran Lutut

PinkKorset.com, Jakarta – Bila suntik asam hialuronat hanya memperlambat keparahan pengapuran lutut. Injeksi Growth Factor Technology justru membantu menyembuhkannya.

Growth Factor Technology (GFT) merupakan teknologi pengobatan pengapuran lutut (osteoarthritis knee) yang dilakukan dengan menyuntik serum khusus. Serum ini dihasilkan dari percampuran asam hialuronat (hyaluronic acid) dan growth factor (GF) yang diperoleh dari plasma darah manusia dan dikultur di laboratorium.

Penemu GFT dr. Saeed Ahmad menjelaskan, perpaduan AH dan GF bukan suatu hal baru. Tetapi mencampur kedua komponen ini dengan tepat belum ada yang mampu.

“Kami berhasil mengombinasikan AH dan GF sehingga bermanfaat pada pasien pengapuran lutut,” ucapnya kepada PinkKorset di Jakarta beberapa waktu lalu.

Seringkali pencampuran AH dan GF, sambung dr. Saeed, pecah alias tidak menyatu saat digunakan pada tubuh pasien. Kedua komponen ini harus disatukan dengan komposisi sangat tepat. Temuan tersebut dapat membantu memperbaiki bantalan (meniscus) maupun tulang rawan lutut yang rusak. GFT mampu merangsang pembentukan sel-sel baru pada bagian tersebut.

Sekilas mirip dengan teknologi stem cell. Tetapi rekan dr. Saeed sekaligus pakar imunologi asal Dubai, Prof. Dr. Ahmed Al Qahtani mengatakan, GFT berbeda dengan stem cell. GFT diambil dari GF tubuh manusia dan diseleksi hanya untuk merangsang pertumbuhan sel lutut saja.

“Kalau stem cell mengandung GF seluruh tubuh manusia dan tidak spesifik merangsang pertumbuhan sel tertentu,” sambungnya.

Sementara itu, teknologi GFT telah teruji. Dr. Saaed telah menyuntik GFT satu kali pada 110 pasien pengapuran lutut berumur 50 hingga 95 tahun sejak April 2016. Hingga kini belum ada responden yang disuntik ulang.

dr. Saeed Ahmad dan Prof. Dr. Ahmed Al Qahtani

“Padahal bila suntik AH perlu diulang setiap empat bulan dan pada akhirnya harus operasi lutut,” katanya.

Terapi ini lebih tepat diberikan pada pasien pengapuran lutut pada tingkat kerusakan 1-3. GFT disuntik pada bantalan dan tulang rawan yang rusak. Satu kali suntik membutuhkan minimum 2-4 cc per satu lutut.

Ia menambahkan, GFT tidak memiliki efek samping dengan derajat nyeri lebih rendah ketimbang suntik AH. Tetapi temuan ini belum diproduksi masal dan masih dalam kajian serta proses sertifikasi Food and Drug Administration (FDA).

“Setelah diproduksi masal kami berencana memasarkannya di Indonesia,” pungkasnya.