Obat Ini Jadi Harapan Pasien Kanker Limfoma [bbraun]

Obat Ini Jadi Harapan Pasien Kanker Limfoma

PinkKorset.com, Tangerang – Kini pasien kanker limfoma khususnya tipe non-Hodgkin dapat bernapas lega dengan adanya kombinasi obat bendamustine dan rituximab.

Peneliti dari RS Universitas Giessen, Jerman, Prof. Rummel MJ, MD, PhD menjelaskan, kombinasi bendamustine dan rituximab efektif mengobati kanker limfoma non-Hodgkin serta memiliki masa bebas pengobatan lebih lama.

Penelitian yang dipublikasi di jurnal kedokteran terkemuka, The Lancet ini menemukan, pasien kanker limfoma non-Hodgkin setelah mendapat pengobatan kedua obat tersebut mengalami masa bebas obat 69,5 bulan. Padahal jika diobati obat lain, CHOP-R hanya mendapat 31,2 bulan masa bebas obat.

“Sebenarnya bendamustine sudah ditemukan 50 tahun lalu di Jerman Timur. Namun kurang diteliti karena stigma pengobatan Jerman Timur kurang diakui ketimbang Jerman Barat,” katanya dalam acara Rudy Soetikno Memorial Lecture di Tangerang, Sabtu (27/1/2018).

Para peneliti mulai banyak meneliti bendamustine pada era 2000-an, termasuk Prof. Rummel. Penelitiannya selama bertahun-tahun menunjukkan, jumlah kematian pasien yang diobati dengan bendamustine lebih sedikit dibandingkan dengan pasien yang diterapi dengan CHOP-R.

Hasil penelitian yang dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah tahunan American Association of Clinical Oncology (2017) ini menemukan, 73,9% pasien limfoma non-Hodgkin dapat bertahan hidup hingga 10 tahun.

Obat ini juga menjadi harapan pasien kanker limfoma non-Hodgkin di Indonesia. Pasalnya salah satu anak perusahaan Dexa Group, PT Ferron Par Pharmaceuticals memproduksi bendamustine dengan merek FonkoMustin di Cikarang, Jawa Barat. Obat tersebut diberikan kepada pasien melalui injeksi cairan infus.

“Kehadiran obat ini otomatis akan mengurangi ketergantungan Indonesia dari obat kanker impor sehingga harga lebih terjangkau,” ucap Presiden Direktur Ferron Par Pharmaceuticals Krestijanto Pandji.

Saat ini FonkoMustin yang direkomendasikan RS Dharmais sedang proses formularium nasional agar dapat digunakan pengguna BPJS pada 2018 ini.

Sekadar informasi kanker limfoma termasuk salah satu dari sepuluh jenis kanker terbanyak di dunia berdasarkan data Globocan (IARAC) pada 2012. Kematian akibat kanker limfoma mencapai setengah dari kasus baru. Riskesdas 2013 memperkirakan lebih dari 14.500 pasien kanker limfoma yang terdeteksi pada 2013.

Kanker limfoma terdiri atas limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin. Gejala awal penyakit ini yakni pembengkakan kelenjar getah bening dan limfoma Hodgkin tidak seganas limfoma non-Hodgkin. Tujuan terapi Limfoma bukan penyembuhan, tetapi mengendalikan penyakit pasien.

Belum Ada Berita Terkait