Tri Rismaharini

Dikenal sebagai sosok perempuan yang tegas dan tak kenal kompromi dalam menjalankan tugasnya,Tri Rismaharini menjadi pemimpin yang dibenci sekaligus dicintai.

Yang Dibenci, Yang Dicintai

Bagaimanapun, sikapnya ini telah mengantar perempuan bernama lengkap Dr. (H.C) Ir. Tri Rismaharini, M. T masuk dalam daftar 10 walikota terbaik dunia versi City Mayors.

Yayasan nirlaba tingkat dunia ini didirikan sejak 2003 untuk mempromosikan pemerintahan lokal yang baik agar dijadikan teladan bagi dunia.

Risma, sapaan akrabnya, berada di peringkat ketiga dalam daftar sepuluh wali kota terbaik dunia tahun 2014, setelah Naheed Nenshi (Wali Kota Calgary, Kanada), dan Daniël Termont (Wali Kota Ghent, Belgia).

Peringkat ini juga menjadikannya sebagai wali kota perempuan terbaik dunia. Risma berhasil menyisihkan wali kota perempuan lainnya, yakni Annise Parker, Wali Kota Houston, Amerika Serikat (peringkat 7) dan Giusi Nicolini, Wali Kota Lampedusa, Italia (peringkat 9).

Sebagai Wali Kota Surabaya ke-21 yang menjabat sejak 28 September 2010, Risma mengaku tidak mendaftar dirinya ke dalam ajang tersebut.

“Itu aku loh enggak daftar, aku ya enggak ada target. Targetnya itu tujuannya adalah warga Surabaya sejahtera, enggak ada (target menjadi walikota terbaik), wong aku enggak daftar, enggak tau yang masukin siapa.”

Perempuan kelahiran Kediri 20 November 1961 ini dinilai berhasil membawa perubahan signifikan kota Surabaya menjadi lebih baik. Ia juga terus memperjuangkan pengembangan pelabuhan di Jawa timur yang tersendat selama 20 tahun. Risma pun mampu meningkatkan pengembangan lalu lintas pelabuhan hingga 200 persen.

Situs ini juga menilai, Risma berhasil mengembangkan ruang terbuka hijau. Ia mendirikan Taman Persahabatan, Taman Skate & BMX dan Taman Flora. Taman tersebut dilengkapi Wi-Fi, fasilitas olah raga dan perpustakaan.

Keberhasilannya terpilih menjadi wali kota terbaik dunia juga terukir oleh beberapa hasil kerja kerasnya menata kota Surabaya.

Nama Risma santer terdengar saat menutup Dolly, lokalisasi prostitusi terbesar di Asia Tenggara yang beroperasi sejak 1967. Sebelumnya ia juga sukses menutup lokalisasi prostitusi di wilayah Dupak Bangunsari, Surabaya, pada 2012 silam.

Tak hanya itu, lulusan arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini sedang membenahi sistem pengelolaan Kebun Binatang Surabaya (KBS). Risma menjadi buah bibir di Indonesia saat melaporkan dugaan korupsi KBS. Tahun ini, Risma mempersilahkan Ratna Achjuningrum, Direktur Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya untuk mengundurkan diri.

Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini juga pernah mendapatkan penghargaan bergengsi dari Women Leader Award, Globe Asia (2012),  Tokoh Penggerak Budaya Literasi dari Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), Penghargaan dari Kementerian Sosial sebagai salah satu tokoh yang peduli dengan kaum disabilitas di Surabaya.

Namun segala keberhasilan, penghargaan dan sanjungan yang diterima bukan tanpa hambatan. Risma pernah ingin mundur dari posisi Wali Kota Surabaya pada tahun 2014 lalu, karena adanya tekanan politik.

Dalam sebuah talkshow, Risma sempat menuturkan keinginannya tersebut, “Terbesit pernah, bagi saya jabatan cuma titipan, jadi saya tidak bisa memaksakan. Kalau saya tak bisa, untuk apa saya memaksakan, kalau saya merasa tidak mampu,” ujarnya.

Namun, Risma ternyata masih diharapkan oleh masyarakat Surabaya. Meski banyak yang membencinya, lebih banyak lagi masyarakat yang mencintainya. Hal ini tak lepas dari kerja tulusnya membangun negeri tercinta.

 

 

NAMA Tri Rismaharini
LAHIR Kediri ,20 November 1961
PROFESI Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (2010), Wali Kota Surabaya (2010-2015)
ALMAMATER S-1 Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) (1987); S-2 Manajemen Pembangunan Kota Surabaya ITS (2002)