Antara Asuransi, Tabungan dan Investasi untuk Anak

PinkKorset.com – Banyak orangtua yang masih bingung, bagaimana mempersiapkan dana pendidikan anak yang ideal. Terutama karena banyaknya produk pendidikan dengan tawaran menggiurkan.

Saat ini saja, ada beberapa produk seperti asuransi pendidikan, tabungan pendidikan, hingga investasi. Lalu, apa perbedaannya?

Mari kita lihat lebih jauh ketiganya.

Tabungan pendidikan adalah produk tabungan berjangka yang fungsinya menjaga keutuhan modal awal, namun imbal hasilnya tidak tinggi. Biasanya, tabungan pendidikan berdurasi dua tahun ke atas, dengan dana disetorkan tiap bulan hingga jatuh tempo.

Tabungan ini juga kerap ditambahkan dengan manfaat fitur asuransi jiwa, sehingga tabungan akan terus tersetor meskipun orangtua meninggal dunia.

Namun, mengingat kenaikan rata-rata biaya pendidikan yang mencapai 15%, maka akan sulit jika Anda harus menyiapkan dana pendidikan anak dengan menabung di tabungan pendidikan yang hanya memberikan hasil sekitar 6 persen per tahun.

Sementara beberapa perencana keuangan merekomendasikan investasi pada produk seperti reksadana dan logam mulia untuk mempersiapkan dana pendidikan jangka panjang.

Produk investasi ini dianggap  dapat melipatgandakan modal awal dengan lebih cepat, karena memiliki tingkat pengembalian dana investasi hingga 20 persen per tahun, atau lebih besar 3 hingga 15 persen dibandingkan asuransi. Meskipun, tentu saja ada risiko, dimana nilai investasi menurun pada suatu periode.

Untuk investasi, para orang tua bisa menyisihkan dana investasi untuk pendidikan kuliah satu anak sekitar Rp500 ribu hingga Rp750 ribu per bulan.

Strategi persiapan dana pendidikan lainnya adalah melalui asuransi pendidikan. Produk ini pada dasarnya adalah kombinasi produk asuransi jiwa berjangka (term-life) plus tabungan.

Fitur utamanya adalah asuransi jiwa yang akan membayarkan uang pertanggungan apabila si tertanggung meninggal dunia sebelum si anak masuk universitas. Fitur tambahannya adalah memaksa Anda untuk menabung.

Nasabah akan dikenakan beban biaya cukup tinggi di tahun pertama atau biaya akuisisi, yang akan mengurangi pengembalian dana asuransi. Kendati penyimpanan dalam bentuk asuransi tak maksimal, asuransi dapat mendisiplinkan orangtua untuk berinvestasi.

Dari saldo tabungan yang terhimpun, perusahaan asuransi akan mengeluarkan sejumlah uang pada saat si anak masuk SD, masuk SMP, masuk SMA, dan masuk universitas.

Bila anda sebagai tertanggung masih hidup hingga polis berakhir, anak hanya mendapatkan porsi tabungan dalam bentuk pembayaran yang dijanjikan tersebut, serta bonus sesuai perjanjian.

Perusahaan asuransi juga menawarkan banyak jenis asuransi pendidikan. Ada yang menawarkan jaminan imbal hasil investasi sebesar 4,5 persen per tahun ditambah dengan imbal hasil investasi tambahan jika ada.

Ada pula produk asuransi pendidikan yang terkait dengan unit link. Artinya, ada sebagian premi yang diinvestasikan ke dalam berbagai macam sarana investasi seperti pasar uang, obligasi, atau saham.

Hasil investasi sangat tergantung dari keadaan pasar finansial, seperti harga obligasi atau saham yang berfluktuasi.

Terkadang dana yang akan didapatkan terlihat sangat besar. Semisal, dalam sebuah ilustrasi, dengan membayar premi sekian rupiah, dana yang akan cair pada saat anak kuliah sebesar Rp 50 juta.

Dana tersebut memang terlihat cukup besar saat ini. Tapi, saat anak Anda akan kuliah 13 tahun lagi, perlu dipertanyakan lagi, apakah dana tersebut masih mencukupi kebutuhan kuliahnya? Hal-hal seperti inilah yang harus diperhitungkan dengan matang.