Awal Pekan, Waspadai Koreksi Lanjutan

PinkKorset.com, Jakarta – Indikasi teknikal menunjukkan momentum bergerak ke arah negatif. Apa rekomendasi saham untuk perdagangan Senin (11/11/2013)?

Yuganur Wijanarko Senior Research HD Capital mengatakan, kegagalan IHSG untuk tutup di atas resistance 4.520 selama dua pekan berturut-turut dalam penutupan Jumat (weekly close) memberi indikasi teknikal bahwa momentum mulai berubah ke arah yang lebih negatif.

Yuga pun memberi rekomendasi trading secara lebih konservatif dengan buy on weakness dan tidak mengejar reli harian yang dapat mengundang aksi jual mendadak. “IHSG hari ini akan bergerak di support 4.410-4.358-4.310-4.191, resistance 4.520-4.582-4.611-4.680,”ujarnya.

Salah satu pilihan adalah Charoen Pokpan (CPIN) dengan PE 2013 21,5 kali, PBV 6,60 kali dan ROE 30,58%. Tren turun yang telah berlangsung selama dua pekan dari high Rp4.175 hingga low Rp3.575 di emiten produsen integrated ayam ini sudah mulai mereda. Tren telah berubah cepat dari konsolidasi ke potensi upward retracement kembali ke high tersebut, dengan catatan resistance di Rp3.975 dapat terlampui.

“Rekomendasis beli dengan target trading mencapai Rp4.175,”katanya.

Saham perbankan BUMN big cap Bank Mandiri (BMRI) juga menarik, dengan PE 2013 11,20 kali, PBV 2,28 kali dan ROE 20,38%.

Koreksi di BMRI akibat pelemahan rupiah, mengingat aset BMRI banyak berupa obligasi pemerintah, masih dapat berlanjut hingga menutup price gap bawah pertama di Rp8.050. “Bila keadaan menjadi oversold (jenuh jual) di indikator stochastic dengan skenario tersebut, rekomen akumulasi moderat, dengan target Rp8.350.”ucapnya.

Dua saham lainnya berasal dari sektor tambang, yakni Aneka Tambang  (ANTM) dan Tambang Timah (TINS). Menurut Yuga, koreksi di emiten tambang emas BUMN ANTM dari high Rp1.620 sampai level Rp1.450 dapat berlanjut hingga memasuki daerah jenuh jual (oversold), yang diperkirakan berada di kisaran support Rp.1.425-1.350.

Saat ini, ANTM dieprdagangkan dengan PER 2013 sebesar 30,20 kali, PBV 1,11 kali dan ROE 3,64%,”Rekomendasi beli dengan target trading Rp1.520,”katanya.

Adapun konsolidasi dan koreksi di emiten tambang timah BUMN TINS yang telah berlangsung selama empat pekan, dinilai hanya merupakan proses pelambatan sementara dari tren naik sebelumnya. Saat ini, TINS diperdagangkan dengan PER 2013 43,78 kali, PBV 1,82 kali, ROE 4,19%.

“Rekomen akumulasi dalam pola sideways tersebut untuk kenaikan berikutnya, dengan target dapat mencapai Rp1.700,”ucapnya.