IHSG Masih Manyun, Salahkan The Fed

PinkKorset.com, Jakarta –  Penundaan tapering The Fed hingga tahun depan, dari sebelumnya Desember 2013 menambah kekhawatiran pasar akan kondisi AS. Sentimen negatif ini diperkirakan akan berlanjut Rabu (23/10/2013).

Yuganur Wijanarko Senior Research HD Capital mengatakan, penundaan tapering The Fed membuat pasar regional terkoreksi. Dampaknya, IHSG terperosok dan rupiah kembali loyo di atas 11.300 per dolar AS, setelah sebelumnya menguat di bawah 11.000.

Investor pun disarankan untuk mewaspadai lanjutan koreksi, “Rekomen buy on weakness, dengan support4.450-4.375-4.310 dan resistance 4.650-4.780,”katanya.

Salah satu pilihannya adalah emiten perbankan swasta small cap Panin Bank (PNBN), dengan PE 2013 7,7 kali, PBV 0,78 kali dan ROE 10,18%. “Rekomendasi beli dengan target di Rp780,”ujarnya.

Pasca kenaikan lima hari berturut-turut, koreksi untuk meredakan keadaan overbought (jenuh beli) di stochastic harian PNBN, bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk membeli di valuasi rendah (PER 7,7 kali dan PBV 0,78 kali), ketimbang industrinya yang masing-masing memiliki PER dan PBV sebesar 11 kali dan 1,7 kali.

Saham minyak dan gas milik Bakrie, Energi Mega Persada (ENRG) juga dinilai menarik, degan PER 2013 1,09 kali, PBV 0,44 kali dan ROE 40,17%. Koreksi untuk menutup price gap bawah di ENRG ini dapat digunakan sebagai kesempatan untuk buy on weakness. Apalagi, perbaikan kinerja fundamentalnya selama ini belum sepenuhnya terdiskon ke harga saham. “Investor bisa akumulasi dengan target Rp88,”katanya.

Dua saham lainnya adalah bergerak di industri jalan tol. Seperti saham jalan tol BUMN Jasa Marga (JSMR) yang memiliki PE 2013 25,85 kali, PBV 3,94 kali dan ROE 15,25%.

Pascamengalami konsolidasi antara Rp5.350-5.800 yang sempat membuat tren kenaikan jangka pendek dari Rp5.250 terhenti sementara, JSMR terlihat mengalami pembalikan momentum ke arah lebih positif, “Rekomendasi  akumulasi secara moderat, dengan  target di Rp5.900,”tuturnya.

Sedangkan saham jalan tol dalam kota swasta Citra Marga (CMNP), dengan PER 2013 17,07 kali, PBV 2,29 kali dan ROE 13,42 kali, dinilai prospektif dengan target harga dapat mencapai  Rp3.350.

Menurut Yuga, CMNP dapat menjadi alternatif yang lebih murah ketimbang JSMR, dimana PER 2013 CMNP adalah 17 kali dan JSMR di 26 kali. “Rekomen akumulasi on weakness moderate dalam pola trading range yang dibentuk sejak sepekan lalu,”ucapnya. [ter]