Kejar Cinta di Puing Sejarah Jakarta Adriana The Movie

Kejar Cinta di Puing Sejarah Jakarta

PinkKorset.com, Jakarta – Romansa muda-mudi ibukota sudah biasa didengar. Tapi bagaimana jika harus mengejar pujaan hati dengan menelusuri sejarah Jakarta?

Mamen (Adipati Dolken) yang playboy bertemu dengan seorang gadis di lift Perpustakaan Nasional. Jatuh hati, Mamen mengejar si gadis untuk bertanya siapa namanya. Jawaban yang ia peroleh malah teka-teki.

Tak paham, Mamen minta bantuan sahabatnya sejak SMU, Sobar (Kevin Julio). Gadis yang akhirnya ketahuan bernama Adriana (Eva Celia) itu ternyata memberi petunjuk waktu dan tempat pertemuan berikutnya.

Berdua mereka mengupas lapis demi lapis sejarah Kota Jakarta untuk memecahkan teka-teki Adriana yang terus muncul. Masalah kian rumit ketika seseorang misterius muncul ke dalam petualangan mereka bertiga. Siapa dia? Bagaimana akhir petualangan mereka?

Film besutan sutradara Fajar Nugros dan diangkat dari novelnya yang berjudul sama ini layak mendapatkan pujian. Ia membalut kisah cinta muda-mudi dalam sejarah bangsa yang sudah selayaknya diketahui generasi selanjutnya.

Berbagai pertanyaan yang menggelitik, namun seringkali dirasa tak begitu penting untuk dicari jawabnya meski hanya via Google, terlontar. Pertanyaan-pertanyaan yang pastinya melintas di benak kita, terutama warga Jakarta.

Seperti, ke mana Patung Dirgantara di Pancoran menunjuk? Mengapa Patung Arjuna mengendarai kereta kuda di bundaran Medan Merdeka memegang busur tanpa anak panah? Tahukah anda ada patung Hermes, bukan merek tas terkenal, di Jakarta?

Penonton juga diajak mundur ke jaman Soekarno-Hatta hingga Fatahillah dalam film yang ikut diproduseri Sophia Mueller (Latjuba) tersebut. Fajar Nugros sukses membuat sejarah Jakarta menjadi bagian yang penting.

Namun, ia agak ‘lepas’ dalam menyusun kisah cinta di dalamnya. Adegan-adegan flashback sebenarnya cukup menjelaskan latar belakang ketiga tokoh utama. Sayangnya, tidak cukup. Sehingga ada karakter yang tampak terlalu ‘sempurna’.

Chemistry duo sahabat Mamen dan Sobar patut diacungi jempol. Penampilan Agus Kuncoro Adi sebagai pengajar sejarah yang wise cukup oke. Meski keberadaan tokoh yang ia perankan muncul dimana-mana sehingga berkesan agak dipaksakan.

Eva Celia yang berwajah eksotis memang berbakat, meski masih membutuhkan sedikit asah. Perempuan bersuara jazzy ini ikut mengisi soundtrack film yang penggarapannya diserahkan kepada musisi jazz hebat, Indra Lesmana, ayah Eva Celia.

Secara keseluruhan, Adriana tidak mengecewakan dan layak tonton. Penggemar film akan terhibur dengan kemasan uniknya. Perubahan besar dari film-film Tanah Air belakangan ini, ‘horor’ dengan judul membingungkan dalam balutan humor yang kelewat ringan. [ram]