Lima Pelajaran Penting yang tak Diperoleh Perempuan di Kampus

PinkKorset.com – Lulus kuliah dan wisuda dengan toga megah, tidak menjamin karier cerah. Sebab, ada beberapa hal penting yang justru tidak diajarkan di perguruan tinggi manapun. Oh, ya?

Ada beberapa pelajaran berharga yang sangat penting bagi mahasiswi dalam menapaki kehidupan selanjutnya di luar kampus, terutama lingkungan kerja.

Namun, sayang. Hal ini tampaknya terabaikan oleh para pengajar Anda. Mungkin karena tidak tertera dalam kurikulum kampus. Tak mengherankan, bila banyak mahasiswi yang selepas kuliah, malah merasa tertekan dan bingung.

Lalu, pelajaran penting apa saja yang terabaikan oleh kampus Anda?

1.       Mereka tidak memberitahu, bahwa Anda akan membutuhkan waktu cukup lama untuk mencari tahu apa yang ingin Anda lakukan dengan hidup Anda.

Di kampus, semuanya tampak begitu jelas . Minat dan keahlian dibagi dalam kategori yang tersusun rapi, seperti aktivitas ekstrakulikuler, kelas akselerasi, minat belajar di luar negeri. Semua hal dilakukan dengan struktur yang baik, sehingga mahasiswa merasa nyaman.

Tapi semua itu berbalik menjadi kebingungan ketika harus membuat pilihan karir. Mendapati kenyataan kerasnya persaingan, sulitnya mencari lowongan kerja untuk lulusan baru.  Serta rasa gugup menghadapi manajemen perusahaan besar yang kerap bersikap senioritas.

Mereka juga tidak memberitahu bahwa perempuan idealis membutuhkan waktu lebih lama untuk menemukan jalan mereka. Bahwa pilihan yang diambil mungkin sangat jauh berbeda dengan rekan-rekan sejawat. Semua hal tersebut menimbulkan rasa ingin menyerah, terhadap idealisme yang teguh kukuh dipegang selama kuliah.

2.       Mereka tidak memberitahu Anda bagaimana sulitnya mencari teman-teman sejati .

Teman yang senang melihat perkembangan Anda dan tidak menggunakan kalimat “Anda telah berubah” sebagai sindiran, ternyata sulit ditemui.

Teman yang bisa mengingat ulang tahun Anda tanpa bantuan Facebook, atau teman yang tidak membiarkan Anda mempermalukan diri sendiri di depan pria, pekerjaan, atau penampilan yang membuat Anda terlihat gemuk . Intinya adalah teman-teman yang benar-benar mengerti Anda.

3.       Mereka tidak memberitahu, bahwa Anda masih butuh sosok ibu

Perempuan lebih dewasa seperti ibu, bibi, atau teman-teman perempuan sebaya ternyata masih sangat diperlukan dalam perjalanan hidup selepas kuliah. Mereka dengan sensitivitas keibuan tahu bagaimana ‘menyembuhkan’ masalah hati.

Kampus juga tidak memberitahu bahwa Anda perlu mencari kata-kata, kecerdasan, dan kebijaksanaan dari para senior perempuan yang pernah berada di posisi Anda.

Mereka tidak memberitahu Anda bahwa bukan resume sempurna atau lulusan sarjana terbaik yang mendorong Anda menaiki tangga karir. Namun, perempuan yang bisa bertahan dan sukses melewati pelbagai masalah.

 4.       Mereka tidak mengatakan, bahwa semua kecemasan tersebut adalah normal dan tak terhindarkan, sebagai bagian dari kehidupan di usia dua puluhan.

Pada tahun-tahun pertama, Anda akan merasa bingung dan berantakan. Mungkin jauh dari bayangan perempuan karier, yang bekerja di gedung tinggi, memiliki mobil dan tinggal di apartemen. Hal inilah yang tidak diberitahukan kepada Anda sebelumnya. Terutama fakta bahwa semua orang di sekitar Anda merasakan hal yang sama.

Saat kuliah, perempuan belajar untuk tidak menunjukkan kelemahan. Kaum hawa harus membuktikan bahwa mereka secerdas laki-laki, baik dalam hal pelajaran atau latihan fisik. Sehingga tidak mengherankan bila sebagian besar perempuan mendapat kompensasi berelbihan untuk menjadi cerdas, berprestasi, bugar, cantik , dan populer. Semua dengan upaya semu.

Kampus juga tidak memberitahu Anda bahwa kesempurnaan tanpa usaha adalah mitos. Mereka tidak memberitahu tentang kehidupan Anda yang akan lebih berantakan, mengalami perjalanan hidup yang membahayakan, serta kenyataan bahwa Anda tidak akan selalu siap untuk semua hal.

5.       Dan yang paling penting, mereka seharusnya memperingatkan, bahwa Anda belum tahu apa-apa.

Setiap nilai A yang Anda peroleh di kampus, seakan meyakinkan bahwa Anda bisa menakklukkan segalanya. Padahal itu hanyalah selembar kertas dengan tes untuk meyakinkan para pengajar, bahwa Anda mengikuti pelajarannya dengan baik.

Anda tidak pernah diuji dan mendapatkan nilai A dalam hal-hal seperti “masalah orang dewasa” dan “kenyataan”.  Padahal, hal-hal tersebutlah yang penting untuk menjalani kehidupan sebenarnya.

 

Memang, hal-hal ini dianggap tidak perlu diajarkan di kelas.  Sebagian besar mahasiswi akan mengetahui semua hal ini sendiri pada akhirnya. Entah dari internet, buku-buku, atau obrolan ringan dengan sesamanya.

Bagaimanapun, para perempuan muda ini tetap harus memiliki cara atau metode untuk mempersiapkan kehidupannya kelak. Sehingga, ketika lulus dan mendapatkan toga, mereka akan menyadari bahwa akan ada pelajaran berharga yang mereka hadapi pada setiap langkah kakinya, yang akan membuat mereka menangis sedih atau tertawa riang.

Dan ya, tetap ada ujian. Tapi mudah-mudahan tidak perlu hingga berpuluh-puluh tahun.