Harga Emas Bisa Capai $1.450 per Ounce Foto: google

Harga Emas Bisa Capai $1.450 per Ounce

PinkKorset.com, New York – Harga emas mengalami koreksi sebesar 2 persen pada akhir perdagangan pekan lalu. Namun, ada ekspektasi logam mulia ini mencapai US$1.450 per ounce.

Harga spot emas telah naik 0,2 persen menjadi US$ 1.312,69 per ounce Senin (7/10/2013) pagi ini di perdagangan Asia, mengangkat juga harga perak dan paladium .

Apresiasi ini terjadi setelah harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember berada di US$ 1.309,90 pada Jumat kemarin, turun US$ 7,70 per ounce , atau 0,6 persen. Sepekan kemarin, pasar kehilangan lebih dari 2 persen.

Goverment shutdown pemerintah AS yang berkepanjangan telah menimbulkan kekhawatiran Kongres tidak dapat menaikkan plafon utang AS tepat waktu. Hal ini mengkilapkan daya tarik safe haven emas .

Kegagalan untuk menaikkan batas pinjaman AS sampai dengan 17 Oktober akan mendorong ekonomi terbesar dunia ini mengalami default utang yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kongres yang sudah mengurangi belanja, menutup sementara beberapa fasilitas pemerintah karena masalah pada anggaran negara. Selain menunda rilis data penting lainya.

Selama debat terakhir atas plafon utang AS pada 2011 lalu, harga emas sempat mencapai level tertinggi di US$ 1.920 per ounce . Sebuah kesepakatan dicapai oleh Kongres hanya pada menit terakhir .

Brian Lan, managing director GoldSilver Central Pte Ltd di Singapura menilai, ini adalah peristiwa penting yang dapat mengubah pasar. Ia pun memperkirakan, jika tidak ada kemajuan hingga tanggal 17 Oktober, harga emas akan melonjak hingga US$ 1.400.

“Data ekonomi atau berita apapun pada plafon utang akan menentukan arah bahwa emas dan perak. Sampai saat itu, harga akan bertahan di levevl ini, ” kata Lan .

Sementara hampir 37 persen, atau 7 dari 19 responden dalam survei CNBC, memperkirakan harga emas akan turun pekan ini. Sementara sekitar 32 persen, atau 6 dari 19 responden memperkirakan kenaikan, sedangkan 32 persen sisanya memperkirakan harga emas berada di level saat ini.

Meskipun pembelian emas sebagai lindung nilai (safe haven) sedikit banyak telah mendukung pasar secara keseluruhan pekan lalu, kenaikan harga emas tetap diperkirakan tetap terjadi, seiring goverment shutdown pemerintah AS yang berkepanjangan. Apalagi adanya risiko dari terlampauinya plafon utang AS.

Hal ini menjadikan emas sebagai alternatif, dari mata uang AS yang terdepresiasi karena menanggung beban dari kebuntuan anggaran .

Kelly Teoh, analis IG Markets Singapura menilai, emas sebenarnya tidak pernah terlihat sebagai safe haven. Menurutnya, banyak hubungannya dengan kepuasan investor kali ini.

“Ada yang percaya, shutdown hanya akan berlangsung singkat. Tidak ada yang benar-benar mempertimbangkan dampak buruk dari kekacauan politik ini. Penurunan untuk pasar saham dan kenaikan untuk emas bisa menjadi situasi yang sangat nyata pekan ini bila tidak ada perubahan.”

Emas ada kemungkinan menguat hingga US$ 1.300. Namun, potensi koreksi juga ada, dengan inflasi tetap terkendali sehingga merusak posisi investasi emas sebagai lindung nilai inflasi .

Sedangkan Rob Aspin, Kepala Strategi Investasi Ekuitas di Wealth Management Group Standard Chartered Bank memperkirakan, harga emas akan tetap turun (bearish), mengingat adanya biaya mengelola aset tanpa bunga.

Namun, emas dapat naik selama ketidakpastian terburuk atas negosiasi utang yang mendekati batas atas, kata Aspin yang menargetkan resistance emas di US$ 1.450 .

“Bagaimanapun, kami akan menggunakan ini sebagai kesempatan bagi investor yang sudah overweight untuk beralih ke ekuitas, yang secara historis memiliki kinerja cukup baik setelah resolusi plafon utang , ” tambah Aspin.