8 Monolog Ungkap Peran Ganda Perempuan Foto: Juventus

8 Monolog Ungkap Peran Ganda Perempuan

PinkKorset.com, Jakarta – Menyambut Hari Kartini, delapan perempuan dengan latar belakang dan profesi berbeda mengisahkan perjalanan dan perjuangan hidup dalam monolog.

Pertunjukan bertajuk ‘Aku Adalah Perempuan’ yang disutradarai Happy Salma ini digelar di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Minggu (20/4/2014).

Pentas ini melibatkan mereka yang berlatar belakang profesi berbeda. Seperti Jais Darga (art dealer), Tience Sumartini (pilot), Renitasari Adrian (program direktur), Ina Febriana (atlit taekwondo), Ati Sriati (penyanyi seriosa), Eka Siwi (office girl), Bunda Iffet (manager), dan Happy Salma (seniman).

happyNaskah monolog ditulis oleh Ahda Imran, sedangkan Happy Salma membacakan ‘surat-surat Kartini kepada Stella’ dalam tiga adegan.

Dibuka dengan iringan Kerontjong Poetrie yang semua personilnya perempuan, Happy Salma muncul membacakan penggalan surat-surat RA Kartini.

 

Pertunjukan dibuka oleh Renitasari Adrian yang berprofesi sebagai Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation. Ia muncul dengan pakaian bak sosialita, membawa tas mahal dan kantong belanjaan berisi bahan masakan.

renita2“Aku senang menjadi koki untuk anak-anak dan suamiku. Memasak buatku bukan hanya mengolah untuk makanan yang enak tapi proses membuat makanannya,” ujarnya membacakan dialognya.

Lakon dilanjutkan dengan kisah  bagaimana Renitasari  berhasil membangun karir dari bawah. Sehingga memiliki suaminya yang sama-sama saling menghargai kesetaraan gender.

Renita mengakui, ini adalah kali pertamanya muncul di atas panggung dan menarasikan kisahnya sendiri di hadapan banyak orang.“Meski durasi yang diberikan tidak terlalu panjang namun menjadi suatu tantangan tersendiri baginya.”

Ina Febriana

Ina Febriana Sari, atlet taekwondo muncul setelahnya, dimana dia membawakan monolog tentang keluarganya, perjuangannya dalam dunia olahraga, dan juga persaingan yang harus dihadapinya di tengah kaum laki-laki.

“Menekuni bidang ini karena karena ingin menjadi jagoan. Saya adalah atlit. Urusan berkelahi dengan laki-laki bukan kalah atau mengalahkan. Juga bukan persoalan kekuasaan.”

 

Eka Siwi

Setelah diselingi dengan penggalan surat RA Kartini lain yang dibacakan Happy Salma, tibalah giliran Eka Siwi. Melengkapi profesinya sebagai seorang office girl, Eka muncul malu-malu dengan pakaian kerjanya sambil memegang sapu.

Ia membagikan kisahnya yang satir dalam bekerja. Cara bertuturnya yang lugu dan polos pun mengundang senyum dan tawa diantara penonton yang hadir. Dan benar saja, setelah selesai monolog, tepuk tangan meriah panjang menyambutnya.

Ati-Sriati1

Setelah Kerontjong Poetri kembali memperdengarkan alunan musiknya, muncul penyanyi sopran Ati Sriati berusia 63 tahun,  yang membawakan sebuah lagu.  

 

Jais Darga muncul setelahnya. Ia adalah Art Dealer perempuan ternama, dengan pengalaman internasional di galeri-galeri seni Eropa.

Kemudian Tience Sumartini, seorang pilot perempuan muncul membawakan monolog yang berisi pengalamannya di dunia penerbangan, serta perjuangannya membesarkan anak-anak tanpa didampingi suami.

jais,-tience

 

Bunda-Iffet1

Monolog terakhir dibawakan oleh  Bunda Iffet. Ibunda Bimbim sekaligus manager band Slank Slank ini menceritakan perjalanan perkawinannya dengan suami selama 53 tahun dan kisah anaknya yang terjerat narkotika. “Saat itulah kesabaran saya sebagai ibu dipertaruhkan,” katanya usai pentas.

Setelah Bunda Iffet selesai membawakan monolog, acara kemudian ditutup dengan nyanyian dari Ati Sriati.

Selama 1,5 jam, para penonton diajak merenungi berbagai konflik yang dihadapi para perempuan di dunia modern, memahami apa dan bagaimana sesungguhnya menjadi perempuan. Serta memaknai dirinya sebagai ibu, istri dan perempuan karir.

Kerontjong-Poetrie1

Kerontjong-Poetrie