Atasi Nyeri Tanpa Bedah Terbuka [myspinedoc]

Atasi Nyeri Tanpa Bedah Terbuka

PinkKorset.com – Prosedur invasif minimal untuk mengatasi keluhan nyeri yang relatif baur, mengalami banyak kemajuan signifikan.

“Beberapa prosedur dapat menghilangkan sumber rasa nyeri dan mengobati penyebabnya tanpa perlu menjalani bedah terbuka,” kata Dr. Bernard Lee, pendiri Singapore Pain Care Center (SPCC) kepada media, pekan lalu.

Contoh lain dari prosedur ini termasuk juga dekompresi laser endoskopik, dekompresi disk percuntaneous, epidurolysis (epidural adhesiolysis), epidural blok, pulsed radiofrequency pada akar syaraf tertentu.

Kemudian RF neuroablation, terapi proliferate, lysis pada jaringan luka, stimulasi peripheral neuromodulation, dan syaraf tulang belakang. Dr. Bernard kemudian menjelaskan prosedur-prosedur tersebut.

Untuk Nucieoplasty dan dekompresi Disk Percutaneous misalnya, adalah prosedur untuk mengurangi tekanan pada disk/bantalan yang menonjol di tulang belakang yang dapat mengganggu akar syaraf di sekitarnya.

“Ini akan mengurangi penonjolan dan tekanan pada disk yang disebabkan disk menonjol yang menekan akar syaraf atau tulang belakang,” ujarnya.

Prosedur di atas dilakukan menggunakan teknologi ablasi terkontrol (coblation) yang memanfaatkan energi radio-frequency bersuhu rendah untuk mengurai jaringan di pusat disk tulang belakang.

Jika kelebihan disk telah menguap, yang menyebabkan efek vakum di dalam disk, maka disk yang menonjol akan menciut kembali. Sebagai alternatif, disk dapat dikurangi tekanannya menggunakan jarum suntik untuk mengambil ekstraknya.

Prosedur lain yang dilakukan secara rutin di SPCC adalah penggunaan energi radio-frequency untuk memanaskan dan membakar syaraf yang nyeri. Prosedur ini disebut Radio Frequency Ablation (RFA).

Lalu apakah sakitnya akan kembali lagi? Ya. Menurut Dr. Bernard, tak ada yang bisa menjamin rasa sakit takkan kembali. Namun dengan prosedur invasif minimal, resiko infeksinya dapat ditekan ketimbang bedah terbuka.

“Risiko komplikasi seperti lumpuh amat kecil. Open surgery memiliki risiko komplikasi bakteri yang jauh besar,” ungkapnya.