PinkKorset.com, Jakarta – Data menunjukkan, lebih dari 95% penderita diabetes tipe dua di Indonesia termasuk anak-anak.
Ini diungkapkan Dr. Tri Juli Edi Tarigan, Sp.PD, FINASIM, Staf Divisi Metabolik Endokrin, Departemen IPD FKUI/RSCM.
“Diabetes tipe dua ini banyak penderitanya di Indonesia, lebih dari 95% (dari penderita diabetes). Penyebabnya macam-macam, resiko turunan atau gaya hidup,” ujarnya, Rabu (21/5/2014).
Diabetes tipe dua ini tidak terjadi secara tiba-tiba. Jika Anda berisiko terkena diabetes karena faktor turunan atau gaya hidup, ia menyarankan agar segera dilakukan pemeriksaan kadar gula darah.
“Kalau ada risiko diabetes, segera periksakan. Jangan tunggu usia, meskipun baru berumur belasan,” ucapnya.
Saat ini persentase penderita diabetes tipe dua memang belum berada pada tingkatan tinggi. Tapi menurut dokter yang akrab disapa Dr. TJ ini, hal tersebut bukan berarti menunjukkan jika anak-anak dan remaja terbebas dari penyakit ini.
Khususnya mereka yang memiliki gaya hidup tak sehat seperti mengonsumsi fast food dan bermain game online yang membuat anak malas bergerak dan cenderung lebih gemuk.
“Trennya lebih tinggi kota karena anak-anak lebih gemuk. Pemahaman orangtua, gemuk itu sehat, tanda kemakmuran, pintar. Padahal anak gemuk itulah yang sering mengidap diabetes tipe dua,” lanjutnya.
Dr. TJ kemudian memaparkan kapan tepatnya Anda bisa memeriksakan kadar gula darah anak. Jika si anak gemuk dan memiliki risiko dari keturunan, maka harus segera diperiksakan.
“Frekuensi pemeriksaannya cukup dua atau tiga kali sepekan,” katanya. Ada baiknya Anda juga mengatur asupan makan dan mengajak si anak bergerak lebih aktif.
