Berbagi Profil Media Sosial Dengan Bos [ibar]

Berbagi Profil Media Sosial Dengan Bos

PinkKorset.com – Profil di media sosial adalah hal yang pribadi. Namun, bagaimana jika perusahaan ingin mengaksesnya untuk memahami etos kerja karyawan?

Riset yang dilakukan jasa konsultan profesional asal AS, PricewaterhouseCoopers (PwC) terhadap sepuluh ribu pekerja di seluruh dunia dan 500 bagian SDM profesional menunjukkan bahwa monitoring data pribadi karyawan akan menjadi hal umum di masa depan.

Bahkan PwC memprediksikan satu dekade mendatang, monitoring online oleh bos perusahaan itu akan menjadi tren.

Akun jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan situs media sosial lainnya akan dioptimalkan para pengusaha dan bos perusahaan agar bisa memahami motivasi karyawan mereka.

Hasil monitoring itu akan menjadi rujukan bagi perusahaan untuk memutasi karyawan, memberi tanggung jawab yang sesuai, serta hal penting lain seperti meningkatkan kesejahteraan karyawan.

John Harding, mitra layanan SDM PwC di Manchester, Inggris mengatakan organisasi atau perusahaan bisa mengikuti jejak pengiklan dan pengecer yang memanfaatkan data online dan sosial media pelanggan untuk menyesuaikan pengalaman belanja pelanggan.

Dengan monitoring via online, perusahaan dapat menggunakan data pribadi pekerja, tentu dengan izin, untuk mengukur dan mengantisipasi masalah kinerja dan penyimpanan arsip. “Monitoring data itu merupakan semacam data profiling, yang bisa digunakan untuk data kesehatan real time karyawan. Ini tentu membantu mengurangi cuti sakit,” ujar Harding.

Adanya kepercayaan atas data antara perusahaan dan karyawan, justru akan mendorong keberhasilan perusahaan. Sebab data itu dioptimalkan untuk menjalankan kemanfaatan terukur bagi karyawan yang menyerahkan data.

Bagaimana karyawan menyikapi hal ini?

Hasil survei menunjukkan 36% pekerja generasi muda mengaku senang berbagi data dengan bos. Mereka tidak berkeberatan jika bos memonitoring profil sosial media mereka.

Sikap terbuka ini ditunjukkan oleh generasi muda saat ini dengan rentang usia 18-32 tahun. Generasi ini pada akhir 2020 akan menjadi angkatan kerja global, dan mereka lebih terbuka untuk berbagi data pribadi dengan bos mereka.

Hanya Modus

Bagaimanapun, ide berbagi profil media sosial ini dikritik Cary Cooper, profesor prsikologi organisasi dan kesehatan Universitas Lancaster, Inggris. Ia menilai, skema itu hanyalah jebakan, dengan alasan meningkatkan kinerja perusahaan. “Pertama, adalah naif berpikir jika Anda memberikan hak privasi Anda, maka bos Anda dapat menjamin keamanan kerja,” kata dia.

Justru, Cary melihat skema monitoring itu hanyalah modus bagi para bos perusahaan untuk mencari tahu apa yang dilakukan dan dipikirkan karyawan. Alih-alih untuk memotivasi atau meningkatkan kesejahteraan karyawan. “Itu jelas sebuah gangguan kehidupan privat karyawan,” tandasnya.

Bagaimana dengan Anda?