Burung Sikatan di Sulawesi Ditemukan [discovery]

Burung Sikatan di Sulawesi Ditemukan

PinkKorset.com – Sebuah grup internasional para ahli ilmu burung dari dua negara, Amerika Serikat (AS) dan Indonesia, dipimpin Dr Berton Harris dari Princeton University, berhasil menemukan spesies burung Sikatan baru di Sulawesi.

Spesies burung baru yang diberikan nama Muscicapa sodhii ini, masih menunggu hasil resmi sains sejak 1997, tahun burung ini pertama ditemukan. Saat itu, spesies ini diperkirakan akibat migrasi dari daerah lain.

Dr Harris dan tim penelitan berangkat ke Sulawesi Tengah pada musim panas 2011 dan 2012 untuk melakukan pengamatan serta melakukan pembuktian bahwa burung ini adalah spesies baru.

Setelah berkemah selama beberapa pekan di dekat Kota Baku Bakulu, tim penelitian akhirnya menemukan burung tersebut, tepat di habitat burung ini, saat pertama kali ditemukan tim penelitian.

Tim penelitian melakukan pengukuran, dokumentasi, dan mengurut genetika serta merekam suara kicauan. Burung bersayap pendek ini pengerat yang patuknya sangat kuat dan memiliki ekor pendek.

Bahkan bulunya juga sangat pendek, memiliki bentuk kepala yang kecil, dan memiliki leher yang panjang. DNA-nya menunjukkan, burung berkerabat dekat dengan burung Sikatan berwarna abu-abu dan burung Sikatan berwarna Coklat di Thailand.

Dalam rekaman kicauannya, burung ini memiliki ciri khas kicauan burung-burung di Asia lainnya. Yakni berkicau dalam nada dengan durasi yang lama, dan untuk terus berkomunikasi dengan spesies sejenis.

“Kami sangat beruntung untuk bisa melakukan rekaman kicauan pertama dari spesies ini,” ujar Dr. Pam Rasmussen dari Michigan State University, yang menjad isalah satu penulis jurnal spesies baru ini di PLoS ONE.

Burung Sikatan Sulawesi ini ternyata selalu hidup di hutan hujan tropis. Namun burung Sikatan ini juga hidup di hutan-hutan dekat pemukiman petani.

“Saat ini kami klasifikasikan burung ini tidak dalam kepunahan. Akan tetapi, burung ini akan menjadi punah jika pembukaan lahan pertanian terus meluas,” ujar Dr. Rasmussen.

Nama latin yang diberikan oleh para ahli untuk burung ini diambil dari salah satu peneliti burung dunia, Dr. Navjot Sodhi, yang merupakan seorang profesor di National University Singapura.

Sejumlah spesies binatang pernah diberikan nama latin dari Prof. Sodhi, termasuk siput, ikan, dan sejumlah spesies kepiting.