Cerita Bohong Si Korban Palsu [google]

Cerita Bohong Si Korban Palsu

PinkKorset.com – Kisah pilunya saat menjadi saksi sebuah tragedi membuat dunia bersimpati. Tapi, hanya ada satu masalah dari cerita itu.

Tania Head menjalani sebuah kisah tragis dan merupakan salah satu yang paling menginspirasi dari serangan 11 September 2001 atau 9/11 di New York, Amerika Serikat (AS).

Ia berada di salah satu menara WTC, South Tower, di lantai yang sama tempat pesawat kedua menabrak. Ia melihat kejadian mengerikan dan seorang lelaki sakarat menitipkan cincin kawin padanya, untuk diberikan kepada sang istri.

Tania diselamatkan oleh Welles Crowther, pemuda terkenal yang dijuluki man in the red bandanna yang menyelamatkan banyak orang namun tewas. Ia bangun enam hari kemudian di rumah sakit dengan luka bakar.

[google]

[google]

Tak hanya itu, suami Tania, seorang lelaki bernama Dave yang bekerja di North Tower, ternyata tak selamat. Tania pun menjadi wajah media mengenai kisah-kisah korban 9/11.

Media serta korban dan keluarganya, tak ada yang tak mengenal perempuan ini. Satu masalahnya, ternyata terungkap tak ada satupun dari ucapan Tania yang benar.

“Nama aslinya bukan Tania. Di bahkan tak berada di Amerika ketika tragedi itu terjadi,” ujar pembuat film dokumenter yang ikut menulis buku The Woman Who Wasn’t There: The True Story of an Incredible Deception, Angelo Guglielmo.

Nama asli Tania adalah Alicia Esteve Head. Ia tak punya suami bernama Dave karena belum pernah menikah. Ia tak bekerja di Merril Lynch, sebagaimana yang ia akui sebelum semuanya terungkap.

Saat tragedi 9/11 terjadi, ‘Tania’ sedang bersekolah bisnis di Barcelona, Spanyol. Ia baru menginjakkan kakinya ke Amerika pertama kali pada 2003. Guglielmo yang menulis buku ini bersama Gaby Fisher, tadinya termasuk kawan dekat ‘Tania’.

Guglielmo mengisahkan bagaimana kedalaman tipuan ‘Tania’ yang menjadi wajah publik dan pernah berjalan bersama Walikota New York City, Michael Bloomberg. Perempuan ini juga menjadi selebritas di kalangan pemerhati 9/11.

Di dalam buku yang terbit pada 2012 ini, Guglielmo tak mengisahkan apa alasan ‘Tania’ melakukannya meski keduanya pernah berkawan akrab. Tapi si penulis mengungkapkan segala yang ia tahu mengenai perempuan berdarah Spanyol itu.

[google]

[google]