Derap Langkah Delman Di Genangan Banjir Foto: PinkKorset/ Merida

Derap Langkah Delman Di Genangan Banjir

PinkKorset.com, Jakarta – Banjir menyerang sebagian Jakarta. Transportasi pun menjadi langka. Namun tidak dengan delman, yang justru bisa mengeruk untung dari kondisi ini.

Lihat saja di area Kelapa Gading, Jakarta Utara dan Kampung Melayu, Jakarta Timur. Beberapa ruas jalan tidak bisa berfungsi karena tertutup banjir. Para warga yang hendak beraktivitas pun akhirnya memilih delman atau andong untuk mengantar mereka keluar dari daearah banjir.

Menurut Wendi, salah satu pemilik delman yang beroperasi di Kampung Melayu mengaku, , dalam sehari ia bisa bolak balik hingga sepuluh kali melintasi jalan yang tertutup banjir. “Bolak balik bisa sepuluh kali, lima kali ke seberang sana, sama lima kali balik kesini,” ujarnya kepada PinkKorset, Selasa (21/1/2014).

Biaya yang dipatok Wendi adalah Rp 5 ribu perorang. Sekali menyeberang, delmannya biasa mengangkut tiga hingga empat orang. Dalam sehari Wendi bisa mendapatkan penghasilan Rp 150 ribu dari jasanya mengantarkan orang-orang menyeberangi banjir.

Namun, Wendi mengaku penghasilan yang ia dapatkan dibanding hari biasa, sebenarnya tak mengalami pelonjakan.

“Ini kan cuma pengganti. Karena sekarang nggak bisa keliling kompleks bawa anak-anak karena banjir, jadi ya mendingan disini, nyebrangin orang-orang ngelewatin banjir,” urainya.

Lucunya, delman milik Wendi tak hanya dimanfaatkan oleh para pekerja yang hendak menyeberangi banjir, tapi juga mengantar orang-orang yang hendak wisata, melihat banjir dengan mengajak keluarga mereka. “Banyak yang cuma mau lihat-lihat, minta ke seberang terus balik lagi,” ujarnya.

Sementara di Kelapa Gading, Chandra mengaku mengenakan tarif hingga Rp 50 ribu per orang, tergantung kondisi dan bawaan penumpangnya. Menurutnya, jalur yang ditempuh cukup jauh, yakni sepanjang bulevar Kelapa Gading hingga Mal.

“Satu orangnya bisa sampai Rp 50 ribu, kalau pakai barang beda lagi bawanya, nah satu rit paling sampai orang Boulevard sama karyawan mal,” ujarnya.

Menurutnya, dalam kondisi tidak banjir, ia mendapatkan penghasilan hingga Rp300 ribu untuk narik anak-anak kecil dengan andongnya. Tapi penghasilan itu melesat ketika banjir. ‘

“Kalau biasanya cuma narik buat anak-anak kecil sekali taraf saya biasanya dapet sampai Rp 300 ribu. Banjir begini kemarin aja bisa sampai Rp 622 ribu. Sekarang mulai agak surut jadi sepi,” ujarnya.

Namun ia menuturkan ada kalanya sulit mendapat penumpang saat pemerintah menyediakan alat transportasi lain seperti perahu karet dan mobil patwal.