PinkKorset.com, Surabaya – PT HM Sampoerna menutup dua pabrik Sigaret Kretek Tangan (SKT) dan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 4.900 karyawannya.
Mulai 31 Mei 2014, PT HM Sampoerna menutup pabrik SKT di Lumajang dan Jember, Jawa Timur. Ini adalah dua dari tujuh pabrik SKT yang dimiliki perusahaan. Atas pemutusan hubungan kerja ini, perusahaan masih akan memberikan pelatihan kewirausahaan pada ke -4.900 karyawannya yang terkena restrukturisasi.
Sekretaris Perusahaan PT HM Sampoerna Maharani Subandhi mengatakan, keputusan restrukturisasi dilakukan karena terus menurunnya pangsa pasar SKT skala nasional, yang akhirnya menghantam pabrik-pabrik rokok dalam negeri, termasuk PT HM Sampoerna.
“Ini juga diambil untuk menyelamatkan seluruh mata rantai operasional SKT Sampoerna, termasuk memastikan nasib 33.500 karyawan Sampoerna yang bekerja pada lima pabrik yang tersisa agar tidak kehilangan motivasi kerja,” katanya di Surabaya, Jumat (16/5/2014) pekan lalu.
Menurutnya, saat ini terjadi perubahan preferensi perokok dari SKT ke produk sigaret kretek mesin. Sedangkan berbagai instrumen regulasi dalam negeri juga memberatkan, seperti cukai, pajak daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif.
Tidak hanya itu. Wacana aksesi FCTC (Framework Convention on Tobacco Control) dan aturan negara lain seperti kemasan polos untuk produk rokok seperti yang diterapkan Australia, menambah beban perusahaan.
Akibatnya, penjualan rokok SKT nasional turun drastis dalam tiga tahun terakhir, dari 30,4% pada 2009 menjadi 23,1% pada 2013. Penurunan ini berlanjut hingga kuartal pertama 2014, yakni 20-25%, yang berdampak langsung pada pabrikan besar seperti Bentoel, Gudang Garam, dan Sampoerna.
[kompas]
